Menuju konten utama

Dampak Corona Berkepanjangan: Penurunan Penumpang di MRT Terbanyak

Penumpang MRT mengalami jumlah penurunan terbanyak untuk transportasi umum akibat terdampak COVID-19.

Dampak Corona Berkepanjangan: Penurunan Penumpang di MRT Terbanyak
Foto udara depo Mass Rapid Transit (MRT) di Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (16/4/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz

tirto.id - Akibat dampak corona yang berkepanjangan, jumlah penumpang di Moda Raya Terpadu (MRT) mengalami persentase penurunan transportasi umum paling tinggi di DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Senin (20/4/2020) seperti dilansir Antara.

Menurut BPTJ, selain MRT, penurunan penumpang juga terjadi pada semua jenis transportasi umum di Jakarta.

Untuk MRT, dari total jumlah penumpang saat Januari 2020 mencapai 85 ribu orang per hari, hingga 15 April 2020 turun menjadi 5 ribu penumpang per hari, atau sebesar 94,11 persen dibanding Januari 2020.

Kemudian Lintas Rel Terpadu (LRT) juga mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda. Normalnya, pada Januari 2020 ada sekitar 3.800 orang per hari, tetapi hingga 15 April 2020 hanya 264 orang per hari. Di mana turun sekitar 93,05 persen.

Sedangkan penurunan penumpang yang ketiga, yakni KRL Commuter Line di mana persentas penurunan penumpang hingga 78,69 persen atau setara 183 ribu penumpang per hari hingga 15 April 2020.

Biasanya, pada kondisi normal Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859 ribu orang.

Untuk layanan TransJakarta hingga 15 April 2020, jumlah penggunanya mengalami penurunan sebanyak lebih kurang 83 ribu orang per hari.

Padahal dalam kondisi normal pada bulan Januari 2020 jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840 ribu orang per hari.

BPTJ menyebutkan, untuk TransJakarta, penurunan penumpang bahkan telah terjadi pada Maret 2020 yang mencapai 34,52 persen, yakni hanya 550 ribu orang per hari.

Kepala BPTJ Polana B Pramesti mengatakan, DKI Jakarta pada Maret 2020 sudah berinisiatif melakukan pembatasan transportasi.

"Sehingga pada bulan Maret hingga April terjadi penurunan pengguna angkutan umum massal yang cukup berarti," ujar dia.

Dalam beberapa waktu terakhir, jelas Polana, BPTJ intensif melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Perhubungan Se-Jabodetabek.

"Hasil pantauan lapangan mereka, pengguna angkutan umum cenderung menurun," imbuh Polana.

Terlebih setelah adanya status Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) secara resmi dapat dipastikan pengguna angkutan umum akan menurun karena jumlah pergerakan orang sudah dibatasi.

Selain itu, berlaku pula pembatasan waktu operasional angkutan umum selama PSBB, salah satunya di DKI Jakarta mulai 06.00 hingga 18.00 WIB, sementara wilayah Bodetabek yang berstatus PSBB mulai pukul 05.00 sampai 19.00 WIB.

Baca juga artikel terkait DAMPAK COVID-19

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH