tirto.id - Sepanjang Oktober 2025, langit malam akan dipenuhi dengan beragam fenomena astronomi yang layak dinantikan. Planet-planet terang seperti Venus, Jupiter, Saturnus, Mars, dan Merkurius akan tampil hampir setiap malam, masing-masing dengan karakteristik unik.
Selain itu, akan ada momen spesial seperti pertemuan Bulan dengan planet-planet besar, penampakan Supermoon yang lebih besar dan terang dari biasanya, hingga konfigurasi langka ketika beberapa benda langit tampak berdekatan di langit.
Salah satu peristiwa yang paling ditunggu adalah puncak hujan meteor Orionid pada 20–21 Oktober. Fenomena ini bertepatan dengan fase Bulan baru, sehingga langit akan lebih gelap dan kondisi pengamatan semakin ideal.
Dengan potensi hingga 20 meteor per jam di lokasi bebas polusi cahaya, Orionid memberi kesempatan emas bagi pengamat untuk menikmati kilatan cahaya dari debu peninggalan Komet Halley.
Akankah Ada Hujan Meteor pada Oktober 2025?
Akan ada hujan meteor pada Oktober 2025, yaitu Orionid. Fenomena tahunan ini terjadi ketika Bumi melintasi jalur debu Komet Halley (1P/Halley). Aktivitas Orionid berlangsung antara 2 Oktober hingga 12 November, dengan puncak intensitas diperkirakan pada 20–23 Oktober.
Di bawah langit gelap, pengamat berpotensi melihat 10–20 meteor per jam, meski jumlahnya tetap dipengaruhi kondisi cuaca dan tingkat polusi cahaya.
Meteor-meteor Orionid tampak memancar dari rasi Orion di langit tenggara setelah tengah malam. Ciri khasnya adalah jejak cahaya terang atau glowing trains yang tertinggal di langit.
Untuk hasil terbaik, disarankan mengamati selepas tengah malam hingga menjelang fajar, terutama karena Bulan baru akan membuat langit lebih gelap sehingga meteor terlihat lebih jelas.
Planet Apa yang Terlihat pada Bulan Oktober 2025?
Sepanjang Oktober 2025, beberapa planet terang bisa diamati dengan mudah. Venus tampak sangat cemerlang di ufuk timur menjelang fajar, meski ketinggiannya semakin menurun seiring berjalannya bulan.
Jupiter, dengan cahaya paling terang setelah Venus, terbit dari timur pada tengah malam dan berada tinggi di langit saat subuh. Saturnus, berwarna kekuningan, dapat diamati sejak awal malam di timur dan terus bergerak ke barat hingga dini hari.
Mars tampak redup kemerahan di ufuk barat pada awal malam, meskipun posisinya rendah dan semakin sulit terlihat mendekati akhir bulan.
Merkurius mulai muncul di langit barat pada waktu senja pertengahan hingga akhir Oktober, dengan penampakan terbaik pada 29 Oktober saat mencapai elongasi timur terbesarnya. Namun, karena posisinya dekat cahaya senja, pengamat membutuhkan cakrawala barat yang bebas halangan untuk melihatnya.
Bulan ini juga diwarnai interaksi menarik antara Bulan sabit dengan planet. Pada 5 Oktober, Saturnus tampak dekat Bulan hampir penuh. Pada 14 Oktober, Jupiter berdekatan dengan Bulan di langit bersama bintang kembar Castor dan Pollux.
Kemudian pada 19 Oktober, Venus ditemani Bulan sabit tipis menjelang fajar, sementara pada 23 Oktober, Merkurius, Mars, dan Bulan sabit tipis membentuk garis lurus di ufuk barat, meski sulit diamati karena posisinya sangat rendah.
Daftar Fenomena Astronomi Oktober 2025
Pada Oktober 2025, langit malam akan menampilkan serangkaian peristiwa astronomi menarik, mulai dari konjungsi Bulan dengan planet-planet, penampakan Supermoon, hingga puncak hujan meteor Orionid. Berikut daftar lengkapnya:
- 6 Oktober: Bulan dekat Saturnus – Bulan (98% iluminasi) berdekatan dengan Saturnus di rasi Pisces.
- 6 Oktober: Bulan dekat Neptunus – Bulan (98% iluminasi) berada dekat Neptunus di rasi Pisces, dapat diamati dengan teleskop atau binokular.
- 7 Oktober: Bulan Purnama (Supermoon) – Bulan tampak 6,6% lebih besar dan 13% lebih terang dari biasanya, berada di rasi Pisces.
- 10 Oktober: Bulan dekat Pleiades – Bulan (88% iluminasi) tampak berdekatan dengan gugus bintang Pleiades di rasi Taurus.
- 13 Oktober: Bulan dekat Jupiter – Bulan (58% iluminasi) berdekatan dengan Jupiter di rasi Gemini.
- 19 Oktober: Bulan dekat Venus – Bulan sabit tipis (3% iluminasi) berada dekat Venus di rasi Virgo.
- 19 Oktober: Merkurius dekat Mars – Kedua planet tampak berdekatan di rasi Libra.
- 20–21 Oktober: Puncak hujan meteor Orionid – Intensitas sekitar 20 meteor per jam, dengan kondisi pengamatan ideal karena bertepatan dengan Bulan baru.
- 21 Oktober: Bulan Baru – Waktu terbaik untuk mengamati bintang karena langit bebas dari cahaya Bulan.
- 23 Oktober: Bulan dekat Mars – Bulan sabit tipis (4% iluminasi) berada dekat Mars di rasi Libra.
- 23 Oktober: Bulan dekat Merkurius – Bulan sabit tipis (4% iluminasi) tampak dekat dengan Merkurius di rasi Libra.
- 29 Oktober: Merkurius pada elongasi timur terbesar – Waktu terbaik untuk mengamati Merkurius di langit barat setelah matahari terbenam.
Penulis: Astam Mulyana
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































