Menuju konten utama

Cerita Orang Tua Antar Anak ke Sekolah Rakyat Wytaguna Bandung

Orang tua berharap anaknya bisa belajar banyak hal di Sekolah Rakyat, termasuk kemandirian.

Cerita Orang Tua Antar Anak ke Sekolah Rakyat Wytaguna Bandung
Endah dan anaknya telah melakukan tes kesehatan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung yang berada di Jalan Pajajaran, Bandung. Tirto.id/Akmal Firmansyah

tirto.id - Endah, 48 tahun, warga Kecamatan Cidadap, Kota Bandung tampak berbahagia mengantarkan anaknya ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung yang berada di Kompleks Sentra Wytaguna jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat.

Di hari pertama masuk sekolah, Endah berharap buah hatinya bisa belajar banyak hal di Sekolah Rakyat ini, termasuk kemandirian.

"Jadi nggak tergantung sama orang tua. Alhamdulillah anak saya terpilih di sekolah ini. Saya bangga, saya ingin berterima kasih," kata Endah kepada wartawan ditemui di Pajajaran, Kota Bandung, Senin (14/7/2025).

Endah bercerita, di kecamatan tempat dia tinggal, anaknya jadi satu-satunya yang terpilih untuk belajar di Sekolah Rakyat.

"Saya juga nggak tahu, ada apa-apa. Ini anaknya terpilih jadi masuk Sekolah Rakyat. Alhamdulillah, anaknya mau. Anaknya juga semangat," tutur Endah.

Ibu empat anak yang sehari-hari menjadi pendamping kerja sosial masyarakat ini mengatakan, tidak mengeluarkan biaya sepeser pun saat akan masuk ke Sekolah Rakyat.

Dia berharap, anak bungsunya ini bisa meraih cita-cita dan impian menjadi anak sukses, pemain bola, atau dokter.

"Dia itu pengen jadi pemain bola, mau jadi dokter juga. Kita mengizinkan mendoakan anaknya," jelas Endah.

Kepala Sekolah SRMP 9 Kota Bandung Setia Nugraha menuturkan, peserta didik ajaran tahun ini ada sebanyak 50 peserta didik, di antaranya 30 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan.

Para murid masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Setia mengatakan, di hari pertama mereka dilakukan cek kesehatan dan kebugaran. Setelah itu, mereka akan diajak memasuki asrama dan mengikuti kegiatan MPLS selama lima hari.

Setia menuturkan, para peserta didik akan dibiasakan untuk mandiri melalui program asrama Sekolah Rakyat.

"Maka di sini ada tambahannya. Anak-anak nanti akan dibiasakan untuk mandiri. Mereka akan dibiasakan untuk kebersamaan, karena mereka disiapkan dengan fasilitas yang terbaik dari pemerintah," ujar Setia.

Selama di asrama para peserta didik juga harus mematuhi peraturan dan larangan yang telah ditetapkan. Setia menjelaskan, setiap hari mereka akan dibiasakan hidup mandiri. Mulai dari bangun pagi hari untuk beribadah ke masjid, lalu olahraga pagi, dan masuk sekolah.

"Beres dari sekolah nanti ada kegiatan-kegiatan yang akan mendidik karakter mereka. Jadi karakter mereka nanti akan muncul. Akhlak mulia, akhlak kebangsaan," jelas Setia.

Setia mengatakan, pembelajaran di kelas pun tidak jauh berbeda kurikulum SMP pada umumnya. Hanya saja yang membedakan, Sekolah Rakyat memiliki program asrama, pendidikan kebangasaan, program bahasa, dan kemampuan digital.

"Untuk membentuk pribadi yang unggul. Jadi kebangsaannya ada, karakternya ada. Kemudian diharapkan di sini itu mengenai bahasanya juga lebih. Nanti akan dibiasakan bahasa asingnya ya," ujar Setia.

Sekolah Rakyat ini berada di kompleks Sentra Wytaguna dan berdampingan langsung dengan SLB Negeri A Pajajaran.

Plh Kepala Sekolah, Rian Ahmad Gumilar, menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Sekolah Rakyat dan memastikan tidak akan menganggu proses pembelajar.

Di SLBN Pajajaran sendiri saat ini yang mengikuti MPLS sebanyak 114 siswa. Dengan keseluruhan murid yang baru naik jenjang dan masuk itu di kelas TK, kelas 1 SDLB, 7 SMPLB dan 10 SMPLB itu ada sekitar 26 peserta didik yang masuk.

Rian berharap akan adanya kolaborasi untuk menciptakan lingkungan inklusif antara Sekolah Rakyat dan SLB.

"Mungkin kita akan berkolaborasi sama-sama membentuk, menciptakan lingkungan yang inklusif. Mereka kan juga harus memahami kondisi anak-anak kebutuhan khusus," kata Rian.

"Sehingga mereka bisa menerima kita, termasuk juga kita bisa melakukan adaptasi dengan keberadaan mereka di sini sebagai peserta didik baru juga kan di lingkungan yang baru," jelas Rian.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH RAKYAT atau tulisan lainnya dari Akmal Firmansyah

tirto.id - Flash News
Kontributor: Akmal Firmansyah
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Siti Fatimah