Menuju konten utama

Cara Penulisan Binomial Nomenklatur, Contoh, dan Tujuannya

Cara penulisan binomial nomenklatur yang benar adalah hasil penemuan Carolus Linnaeus. Simak penjelasan aturan, contoh, dan tujuannya di bawah ini.

Cara Penulisan Binomial Nomenklatur, Contoh, dan Tujuannya
Ilustrasi nama ilmiah singa berdasarkan aturan binomial nomenklatur. Seekor singa (Panthera leo) beristirahat di kandangnya di Taman Safari Gurun Putih Lestari, Jantho, Aceh Besar, Aceh, Minggu (2/1/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.

tirto.id - Binomial nomenklatur adalah sistem penamaan bagi makhluk hidup yang terdiri dari dua kata, yaitu nama genus (marga) dan nama spesies (jenis). Tujuan pemberian nama suatu organisme secara binomial nomenklatur adalah untuk memudahkan spesies dikenali dan menghindari kesalahan.

Dalam ilmu biologi, setiap spesies memiliki nama ilmiah yang berbeda dengan makhluk hidup jenis lain. Sistem penamaan inilah yang kemudian menjadi dasar pengklasifikasian dan pengidentifikasian makhluk hidup, baik untuk binomial nomenklatur tumbuhan maupun hewan.

Binomial nomenklatur pertama kali diterapkan pada abad ke-18 oleh Carolus Linnaeus, yang kini dikenal sebagai Bapak Taksonomi. Ahli botani dan zoologi asal Swedia tersebut mengembangkan sistem penamaan ilmiah melalui karya bukunya, Systema Naturae, yang pertama kali diterbitkan pada 1735.

Melalui sistem penamaan binomial tersebut, Linnaeus memperkenalkan aturan yang digunakan untuk pemberian nama ilmiah kepada berbagai spesies dalam taksonomi.

Cara Penulisan Binomial Nomenklatur dan Aturannya

Sistem Binomial Nomenklatur (tata nama ganda) merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Dikutip dari Kamus Nomenklatur Zoologi dan Botani (2009), yang ditulis Surawan Martinus dan Sapto Hartono, cara penulisan binomial nomenklatur yang benar adalah:

  1. Nama spesies terdiri atas dua kata. Kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua merujuk pada jenis spesies. Contoh binomial nomenklatur: Mimosa pudica adalah nama Latin dari tumbuhan putri malu: genusnya Mimosa dan termasuk spesies Pudica.

  2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis digunakan huruf kecil. Contoh binomial nomenklatur: tumbuhan putri malu dengan genus Mimosa dan spesies Pudica, ditulis dengan Mimosa pudica.

  3. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring atau garis bawah). Contoh penulisan nama ilmiah menggunakan aturan binomial nomenklatur ini: Mimosa pudica, Zingiber officinale

  4. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung. Contoh penulisan nama dengan aturan binomial nomenklatur ini: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis, yang merujuk pada nama Latin kembang sepatu.

  5. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies, melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies. Ketentuan ini disebut sebagai Trinomial Nomenklatur. Contoh: Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).

  6. Pemberi nama spesies juga berhak mencantumkan inisial pemberi nama tersebut. Contoh penulisan dengan aturan binomial nomenklatur ini: jagung (Zea mays L.) huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

  7. Aturan binomial nomenklatur yang berikutnya adalah konsistensi. Artinya, nama ilmiah yang sudah digunakan tidak boleh digunakan kembali untuk spesies yang lain. Hal tersebut untuk meminimalisasi ambiguitas dan agar setiap spesies memiliki nama yang unik.

Contoh Penulisan Binomial Nomenklatur

Berikut beberapa contoh penulisan binomial nomenklatur yang benar:

1. Oryza sativa – padi

Oryza sativa merupakan nama ilmiah padi. Kata pertama, Oryza, adalah nama genus, sedangkan sativa mengacu pada aturan spesies.

2. Panthera leo – singa

Kata pertama, Panthera, mengacu pada genus yang termasuk keluarga kucing besar, sedangkan leo merujuk pada spesies singa. Nama ilmiah tersebut membedakan spesies singa dengan spesies kucing besar lainnya, seperti harimau, dan macan tutul.

3. Rosa alba – mawar putih

Rosa alba merupakan nama ilmiah dari jenis mawar putih. Kata pertama Rosa mengacu pada genus keluarga mawar, sedangkan alba merujuk pada spesies mawar putih itu sendiri.

4. Musa paradisiaca L. - pisang

Musa paradisiaca L. merupakan nama ilmiah ilmiah dari pisang. Kata pertama, musa, mengacu pada genus pisang, sedangkan paradisiaca merujuk pada spesiesnya.

5. Panthera tigris - harimau

Panthera tigris merupakan nama ilmiah dari harimau. Kata pertama, Panthera, merujuk pada nama genus, sedangkan tigris adalah keterangan spesies.

Tujuan Binomial Nomenklatur

Berikut tujuan pemberian nama suatu organisme secara binomial nomenklatur:

1. Mengidentifikasi hubungan kekerabatan masing-masing spesies

Sistem penamaan ilmiah ini dapat membantu klasifikasi spesies secara hierarkis. Sistem ini dapat mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan karakteristik, baik tingkat genus, famili, maupun ordo.

2. Menyeragamkan sistem penamaan makhluk hidup

Binomial nomenklatur bersifat universal. Artinya, setiap spesies makhluk hidup diberi nama ilmiah berbeda dengan spesies lain. Hal ini bertujuan menyeragamkan dan memudahkan identifikasi yang jelas dan universal.

3. Memudahkan penamaan spesies yang baru ditemukan

Dengan sistem penamaan binomial nomenklatur dapat menghindari duplikasi dalam penamaan. Setiap spesies hanya memiliki satu nama ilmiah yang diakui, sehingga tidak membuat rancu dan kebingungan. Selain itu, sistem penamaan ilmiah ini dapat memudahkan penyebutan nama spesies sehingga tidak terhalang bahasa

Baca juga artikel terkait BIOLOGI atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Fadli Nasrudin