Menuju konten utama

BYD Digugat Kasus Perbudakan & Perdagangan Manusia di Brazil

Gugatan tersebut meminta ganti rugi moral sebesar 257 juta real (45 juta dolar AS) dari BYD dan dua kontraktor, JinJiang dan Tecmonta.

BYD Digugat Kasus Perbudakan & Perdagangan Manusia di Brazil
ilustrasi BYD Automobile. foto/istockphoto

tirto.id - Jaksa ketenagakerjaan Brazil mengajukan gugatan terhadap produsen mobil asal Cina, BYD Co dan 2 kontraktor atas dugaan perbudakan dan perdagangan manusia. Adapun dugaan aksi tersebut terjadi di lokasi konstruksi pabrik manufaktur.

Melansir Reuters, Rabu (28/5/2025), gugatan tersebut meminta ganti rugi moral sebesar 257 juta real (45 juta dolar AS) dari BYD dan dua kontraktor, JinJiang dan Tecmonta, serta kompensasi individu bagi para pekerja.

Jaksa juga berupaya memaksa perusahaan untuk mematuhi berbagai peraturan ketenagakerjaan dan meminta denda sebesar 50.000 real untuk setiap pelanggaran, dikalikan dengan jumlah pekerja yang terdampak.

Menanggapi hal tersebut, BYD mengatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menegakkan hak asasi manusia dan menghormati perlindungan ketenagakerjaan Brasil dan internasional. Perusahaan tersebut juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan telah bekerja sama dengan jaksa ketenagakerjaan dan akan menanggapi gugatan tersebut dalam dokumen pengadilan.

Pada bulan Desember, jaksa penuntut mengatakan 220 pekerja Tiongkok yang dipekerjakan oleh kontraktor BYD di negara bagian Bahia, Brazil, ditemukan bekerja dalam "kondisi seperti perbudakan." Jaksa penuntut mengatakan mereka juga menjadi korban perdagangan manusia internasional.

Wakil Jaksa Penuntut Ketenagakerjaan, Fabio Leak menyatakan bahwa pembicaraan dengan ketiga perusahaan tersebut dimulai pada akhir Desember, tetapi gagal mencapai kesepakatan. Ia menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang mengapa pembicaraan tersebut tidak berhasil.

Leal puj mengatakan para pekerja tersebut dibawa ke Brazil secara ilegal dan dijanjikan kondisi kerja yang tidak dipenuhi. Dia juga mengatakan para pekerja asal Cina, yang semuanya telah kembali ke negara asalnya akan menerima pembayaran apa pun dari gugatan di sana, dengan perusahaan-perusahaan di Brasil bertanggung jawab untuk memberikan bukti pembayaran.

Leal menambahkan bahwa penyelesaian masih mungkin dilakukan, meskipun sekarang perlu difasilitasi melalui pengadilan. “Gugatan kami sangat berdasar, dengan sejumlah besar bukti yang diberikan selama proses investigasi,” kata Leal.

Baca juga artikel terkait BYD atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Insider
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Dwi Aditya Putra