tirto.id - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah menyiapkan lahan seluas 920 ribu hektar untuk mendukung proyek pengembangan etanol nasional.
Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid menyatakan, data lahan sudah diserahkan dan kini menunggu verifikasi dari Kementerian Pertanian.
"Sudah ada datanya. Sudah 680 ribu hektare, ditambah 240 ribu, kurang 100 ribu dari data sejuta itu," kata Nusron di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Nusron menjelaskan bahwa lahan yang telah disiapkan tersebut berasal dari dua sumber utama, yaitu dari lahan yang Hak Guna Usaha (HGU) yang habis kontraknya dan tanah terlantar.
"680 ribu hektar dari eks HGU yang sudah expired yang tidak diperpanjang. Kita serahkan ke sana. Nomor dua dari mana 240 ribu hektarnya? Dari tanah terlantar yang sudah ditetapkan," jelasnya.
Lahan seluas 920 ribu hektar tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia. "Tersebar di 18 provinsi atau 19 provinsi itu ya," ujarnya.
Dia pun menekankan bahwa lahan untuk menanam bahan baku etanol seperti ubi dan tebu ini tidak terkonsentrasi di Papua saja, tapi juga di daerah seperti Sumatera dan Kalimantan.
"Enggak, di Sumatera ada, di Kalimantan ada, Sulawesi juga ada. Jawa Barat ada, Jawa Timur juga ada," tuturnya.
Meski data lahan sudah diserahkan, proses verifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman bahan baku etanol masih menjadi kewenangan Kementerian Pertanian.
"Tinggal diverifikasi dulu oleh Kementerian Pertanian cocok apa tidak," katanya.
Untuk memenuhi target satu juta hektar lahan etanol, Nusron mengakui masih perlu mencari tambahan lahan seluas 80 hektar.
"680 tambah 240 kan baru 920 ribu kan, kurang 80 ribu. Lagi tak pikir ini cari. Mana lagi ini lagi mikir," ungkapnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































