Menuju konten utama

Bos Baru KAI Soal Utang Kereta Cepat: Ini Bom Waktu

Dirut baru KAI Boby Rasyidin akan dalami permasalah keuangan yang diakibatkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Bos Baru KAI Soal Utang Kereta Cepat: Ini Bom Waktu
Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim, Jakarta, Rabu (13/9/2023). tirto.id/Andrian Pratama Taher

tirto.id - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Boby Rasyidin, mengakui beban utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi bom waktu bagi Perseroan.

Hal ini diungkapkannya sebagai tanggapan atas kritik beberapa anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang mengatakan bahwa gunungan utang yang dicatat Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) dapat menjadi ganjalan KAI.

“Kami dalami juga masalah KCIC seperti yang disampaikan. Memang ini bom waktu buat (KAI),” katanya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).

Karenanya, Boby memohon waktu kepada DPR untuk memahami lebih dalam masalah-masalah yang terjadi di Perseroan, termasuk persoalan yang bersumber dari proyek yang lebih dikenali sebagai Whoosh tersebut.

Tambahan waktu untuk menyampaikan tanggapan atas kritik dari sejumlah anggota Komisi VI tersebut dimohonkan seiring dengan masih dininya waktu Boby dan beberapa pimpinan KAI lain menjabat di Perseroan.

“Jadi, kami mohon satu waktu lagi, mungkin dalam FGD untuk memahami lebih dalam, dan kami yakin dalam satu minggu ke depan bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VI DPR, Andre Rosiade, mengungkapkan, dalam rapat sebelumnya, DPR sudah membahas solusi penyelesaian masalah KCIC dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Bahkan, dana kekayaan negara (sovereign wealth fund/SWF) Indonesia itu sudah memasukkan solusi penyelesaian masalah KCIC dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.

Karenanya, anggota DPR dari fraksi Partai Gerindra itu meminta agar KAI dapat berkoordinasi dengan Danantara.

“Saya minta Pak Bobby koordinasi dengan, kan setiap bulan KAI diundang setiap bulan oleh Danantara untuk evaluasi kinerja. Di situ tolong dibicarakan dengan Managing Director, tolong bicarakan soal (KCIC). Di dalam RKAP-nya Danantara 2025, salah satunya ada permasalahan Whoosh ini,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto, menilai dalam kurun waktu 2 tahun, utang yang ditanggung KAI dapat mencapai Rp23 triliun karena Perseroan turut menanggung beban proyek kereta cepat. Tidak perlu terlalu jauh, dalam enam bulan saja menurut Andre, beban keuangan KAI dapat mencapai Rp1,2 triliun.

Jika masalah utang KCIC terus berlanjut, KAI jelas akan tenggelam dengan bunga utang kereta cepat.

“Dari beban KCIC sudah Rp950 miliar, kalau dikali dua itu sudah Rp4 triliun lebih. 2024 itu Rp3,1 triliun, tapi kalau dipakai analisis ini 2026 itu bisa sampai Rp6 triliun. Kalau itu bergeser naik terus, apa yang terjadi? Total utang bapak akan naik terus, bahkan bapak-bapak yang dari usaha-usaha lainnya itu akan tenggelam oleh bunga, oleh beban,” tegas Darmadi, dalam kesempatan yang sama.

Baca juga artikel terkait KERETA CEPAT atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana