Menuju konten utama

BI Rate Naik, SMF: Tak Pengaruhi Bunga KPR Bersubsidi

Kenaikan suku bunga BI juga tidak akan memengaruhi kinerja keuangan PT SMF.

BI Rate Naik, SMF: Tak Pengaruhi Bunga KPR Bersubsidi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kanan) memberikan keterangan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Selasa (25/7/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

tirto.id - Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Persero, Bonai Subiakto, memastikan bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bersubsidi tidak naik meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan.

Suku bunga sudah berada di 6,25 persen atau naik 25 bps dari sebelumnya 5,0 persen. Bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility di 7 persen.

"Jadi meski ada kenaikan suku bunga, tetap KPR subsidi 5 persen FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)," kata Bonai dalam acara diskusi Hotel Aston Gunung Kidul, Bantul, Jawa Tengah, Rabu (1/5/2024) malam.

Bonai menambahkan, penyaluran pembiayaan KPR FLPP yang digarap PT SMF untuk tahun ini akan tetap sesuai dengan target yang telah ditetapkan pemerintah. Totalnya sebanyak 166.000 unit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Target untuk pembiayaan perumahan khusus program KPR subsidi sebagaimana dicanangkan pemerintah untuk 2024 ini 166.000 sampai akhir tahun," tutur Bonai.

Lebih lanjut, dia memastikan, kenaikan suku bunga BI juga tidak akan memengaruhi kinerja keuangan PT SMF. Terlebih perseroan bergerak dalam pembiayaan sekunder atau yang dikenal dengan istilah secondary mortgage facility.

"Kami lembaga pembiayaan sekunder itu biasanya impact gak langsung berdasarkan historis. Jadi ini akan dialami oleh teman-teman di pembiayaan primer," pungkas Bonai.

Sebelumnya, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menyebut kenaikan suku bunga BI memiliki efek domino ke masyarakat. Salah satunya membuat masyarakat semakin terbebani karena pembelian rumah karena menggunakan fasilitas kredit.

"Bunga di Indonesia sudah tinggi ditambah naiknya bunga acuan BI makin tinggi lagi. Pendapatan masyarakat yang dialokasikan untuk bayar cicilan kredit bisa makin besar porsinya dan mengurangi alokasi pembelian barang lainnya," kata Bhima saat dihubungi, Kamis (25/4/2024).

Baca juga artikel terkait KENAIKAN SUKU BUNGA ACUAN BI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Flash news
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin