Menuju konten utama

BI Diminta Tahan Suku Bunga Meski Kurs Rupiah Mulai Menguat

Teuku Riefky memprediksi Bank Indonesia (BI) bakal tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen.

BI Diminta Tahan Suku Bunga Meski Kurs Rupiah Mulai Menguat
Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 6,25 persen, suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom.

tirto.id - Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, memprediksi Bank Indonesia (BI) bakal tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen.

Nilai tukar rupiah saat ini memang semakin perkasa, didukung oleh terus masuknya modal asing ke Indonesia. Namun, menurut Riefky, penurunan suku bunga acuan yang terlampau cepat dikhawatirkan justru akan memicu arus modal keluar, sehingga menimbulkan volatilitas dan membuat rupiah kembali terdepresiasi.

"Oleh sebab itu, pemotongan suku bunga acuan oleh BI nampaknya perlu sejalan dengan momentum pemotongan suku bunga the Fed untuk menjaga perbedaan tingkat suku bunga. Sehingga, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada rapat dewan gubernur BI Agustus ini," katanya, dalam analisis yang dikutip Tirto, Rabu (21/8/2024).

Berdasarkan catatan LPEM FEB UI, sejak 30 Juli-14 Agustus 2024, arus modal asing yang masuk sebesar 1,15 miliar dolar Amerika Serikat (AS) telah membuat rupiah menguat hingga 3,8 persen ke level Rp15.675 per dolar AS. Meski begitu, dalam 30 hari terakhir rupiah sempat mencapai titik terendahnya di level Rp16.295 per dolar AS, karena didorong arus modal keluar akibat sentimen wait-and-see oleh investor menjelang rapat FOMC Juli lalu, ekspektasi adanya potensi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank of Japan dan meningkatnya tensi politik di AS.

Di sisi lain, deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut mengindikasikan adanya potensi penurunan daya beli masyarakat. "Perkembangan tingkat inflasi juga memberi sinyal adanya potensi kebutuhan untuk penurunan suku bunga untuk memacu tumbuhnya permintaan masyarakat," imbuh Riefky.

Namun, probabilitas pemotongan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Federal Reserve alias The Fed pada FOMC Agustus juga patut diantisipasi dampaknya terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini mengingat depresiasi sebesar 1,85 persen (year to date/ytd) sejak awal 2024.

Terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Permata, Josua Pardede, menyampaikan ruang penurunan BI Rate, telah terbuka sejalan dengan kondisi pasar keuangan global telah membaik yang didorong oleh meningkatnya potensi penurunan suku bunga The Fed dan inflasi domestik yang stabil. Namun, dengan kondisi ketidakpastian geopolitik global dan ramalan pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dia memperkirakan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan.

"Ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat," ujar dia kepada Tirto, Selasa (20/8/2024).

Josua menilai, fundamental ekonomi Indonesia saat ini cukup stabil, didukung rupiah yang terus menguat dan masuknya arus modal asing. Namun, dengan melihat tekanan yang justru lebih banyak ditimbulkan dari sisi eksternal, BI dinilai perlu melakukan langkah antisipatif untuk menjaga agar pasar keuangan Indonesia tidak kembali bergejolak.

"Jika tekanan eksternal mulai mereda, kami melihat adanya ruang yang cukup bagi BI untuk melakukan penurunan suku bunga," sambungnya.

Dia memperkirakan BI akan mulai menurunkan suku bunga acuan setelah The Fed menurunkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR). Kebijakan ini perlu diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Ruang untuk pemangkasan BI Rate semakin terbuka di paruh kedua 2024 jika kondisi eksternal terus membaik dan mendukung sentimen risk-on, sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah," tukas Josua.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang