tirto.id - Serangan rudal Ukraina dilaporkan menerjang jembatan Chongar pada Kamis, 22 Juni 2023. Chongar selama ini menjadi penghubung wilayah Kherson dikuasai Rusia dengan semenanjung Krimea yang sudah dianeksasi Moskow sejak 2014.
Seperti diwartakan Reuters, lalu lintas di atas jembatan Chongar saat ini sudah dialihkan ke rute berbeda, demikian menurut keterangan pejabat setempat yang ditunjuk Rusia.
Gubernur Kherson versi Rusia, Vladimir Saldo menyatakan jembatan tersebut mengalami kerusakan, namun tidak sampai jatuh korban jiwa. Menurut Saldo, rudal yang digunakan Ukraina ini berjenis Storm Shadow.
Storm Shadow merupakan rudal jelajah jarak jauh yang dikembangkan Matra dan British Aerospace pada 1994 dan kini diproduksi MBDA, pengembang dan produsen rudal multinasional Eropa hasil kerja sama Matra, BAe Dynamics, dan Alenia.
Selain dalam perang Rusia-Ukraina, Storm Shadow juga pernah digunakan dalam perang Irak, Libia, Suriah, dan Yaman. Rudal Storm Shadow berbasis pada sistem APACHE dengan hulu ledak 10 sub-munisi anti-peluncuran KRISS dan memiliki jangkauan target lebih dari 100km.
Sementara Sergey Aksyonov, Gubernur Krimea menyebutkan pihaknya sedang mengecek lokasi agar lalu lintas di atas jembatan Chongar dapat dilanjutkan kembali setelah menjadi sasaran rudal Storm Shadow.
Jembatan Chongar selama ini merupakan jalan yang sangat penting dalam menghubungkan Krimea--sejak dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014--dengan wilayah daratan.
Pada 27 Mei 2023 lalu, pihak Rusia pernah mengklaim telah mencegat 2 rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris untuk Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia menerangkan di waktu yang sama juga sudah menembak jatuh total 12 pesawat tak berawak, termasuk rudal HIMARS dan HARM.
Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-484
Menurut laporan Al-Jazeera, Andriy Kovalev, juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menyebutkan mereka sudah berhasil merebut beberapa wilayah di Melitopol dan Berdyansk di wilayah Zaporizhia.
Kovalev juga mengatakan, wilayah lainnya turut berhasil direbut pasukan Kiev, di antaranya kawasan di dekat permukiman Mala Tokmachka dan Robotyne.
Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menilai perang melawan Rusia kali ini diakui lebih lambat daripada yang diinginkan pihaknya. Ia berdalih,"Yang dipertaruhkan adalah nyawa manusia."
Kata Zelensky kepada BBC,"beberapa orang percaya bahwa ini adalah sebuah film Hollywood dan mengharapkan hasilnya sekarang. Padahal tidak."
Zelensky menegaskan, serangan balasan militer Kiev tidak akan berjalan dengan mudah karena 200.000 km persegi wilayah Ukraina sudah dikuasai Rusia.
"Apa pun yang diinginkan beberapa pihak, termasuk upaya untuk menekan kami, dengan segala hormat, kami akan maju ke medan perang dengan cara yang kami anggap terbaik," sambung Volodymyr Zelensky.
Menurut laporan yang sama, serangan balasan Ukraina sejauh ini juga sudah merebut kembali 8 desa di wilayah selatan Zaporizhzhia dan sebelah timur Donetsk.
Di lain sisi, TASS (Russian News Agency) memberitakan pada Kamis (22/6), pesawat tempur SU-34 Rusia dari Gugus Tempur Barat menggempur tenaga kerja dan peralatan militer legiun internasional di daerah Kupyansk.
Sasaran disebut sebagai sebuah unit tenaga kerja dan kendaraan angkatan bersenjata Ukraina yang menggunakan artileri dan tank T-72B3 di wilayah Kharkov.
"Dalam operasi di arah Kupyansk, pesawat tempur SU-34 Battlegroup Barat menyerang kumpulan tenaga kerja, senjata, peralatan militer dan peralatan khusus legiun internasional di daerah pemukiman Kovsharovka," ujar Sergey Zybinsky, juru bicara Gugus Tempur Barat Rusia.
Selain menyerang 1 unit tenaga kerja dan perlengkapan militer Ukraina, Rusia juga mengklaim telah menghancurkan gudang amunisi di dekat pemukiman Dvurechnoye di Kharkov.
Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan ratusan tank dan kendaraan lapis baja produksi Barat sudah menjadi korban pasukannya dalam perang di Ukraina.
Putin menyampaikan: "Sampai hari ini, kami melihat bahwa potensi serangan musuh belum habis; musuh memiliki cadangan dan berpikir di mana dan bagaimana menggunakannya."
"Berapa banyak - itu perlu dilihat dari angka-angkanya. Jumlahnya hingga tadi malam adalah 245 tank dan 678 kendaraan lapis baja dari berbagai jenis. Tentu saja itu termasuk Leopard, kendaraan beroda Prancis, kendaraan lapis baja buatan AS, semuanya," tegas Vladimir Putin, pada Rabu, (21/6).
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto