tirto.id - Misa Rabu Abu 2025 adalah salah satu ibadah yang paling penting bagi umat Katolik, karena menandai masa Prapaskah yang penuh dengan pertobatan. Pada saat ibadah ini berlangsung di Gereja, umat Katolik akan menerima abu di dahi sebagai simbol kesedihan, penyesalan, dan tobat.
Biasanya, Rabu Abu jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahun, namun untuk tahun 2025 akan diperingati pada 5 Maret. Terkait dengan hal ini, biasanya banyak umat yang bertanya, "Berapa lama misa Rabu Abu berlangsung?"
Berapa Lama Misa Rabu Abu 2025?
Durasi misa Rabu Abu biasanya berkisar antara 45 menit hingga 1 jam. Waktu ini dapat sedikit berbeda tergantung pada gereja dan wilayahnya. Misalnya, di Gereja Katolik di Katedral Jakarta, misa Rabu Abu umumnya berlangsung sekitar 1 jam, dengan lebih banyak umat yang hadir karena jumlahnya yang lebih besar.
Sementara itu, di gereja-gereja di Yogyakarta dengan jumlah umat yang lebih sedikit, durasi misa juga bisa singkat, yakni sekitar 45 menit, dengan suasana yang lebih tenang dan intim. Durasi misa yang lebih singkat ini biasanya disesuaikan dengan jumlah peserta dan suasana gereja yang lebih kecil. Hal ini berkaitan dengan estimasi waktu pembagian Komuni yang membutuhkan durasi lebih lama di Gereja dengan umat yang lebih banyak.
Urutan Misa Rabu Abu
Urutan misa Rabu Abu memiliki struktur yang hampir sama dengan misa Katolik lainnya, namun ada beberapa bagian yang lebih khas, yaitu pemberian abu. Berikut adalah urutan misa Rabu Abu yang bisa dijelaskan secara singkat:
1. Pembukaan
Misa dimulai dengan doa pembukaan dari Romo, yang mengajak umat untuk memusatkan hati dan pikiran dalam pertobatan. Setelah pembukaan, umat menyanyikan lagu pembukaan untuk memasuki suasana tobat.2. Liturgi Sabda
Romo membacakan bacaan dari Kitab Suci, yang biasanya terdiri dari bacaan dari Perjanjian Lama dan Injil. Bacaan ini mengingatkan umat akan pentingnya pertobatan dan perubahan hati. Umat kemudian mendengarkan homili dari Romo, yang memberikan penjelasan tentang arti dari Rabu Abu dan makna pertobatan.3. Penandaan dengan Abu
Pada bagian ini, umat berbaris untuk menerima abu di dahi mereka. Romo akan mengoleskan abu dan mengucapkan kata-kata, "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu," atau "Bertobatlah dan percayalah pada Injil." Ini adalah simbol dari pertobatan dan kesediaan untuk menjalani masa Prapaskah dengan penuh tobat.4. Liturgi Ekaristi
Seperti misa Katolik pada umumnya, setelah pemberian abu, misa dilanjutkan dengan liturgi Ekaristi, yang meliputi pemberkatan roti dan anggur, yang merupakan tubuh dan darah Kristus. Umat Katolik yang telah berpantang atau berpuasa, juga akan menerima sakramen ini.5. Penutup
Misa ditutup dengan doa penutup oleh Romo dan pengutusan kepada umat untuk memulai masa Prapaskah dengan penuh pengharapan dan kesediaan untuk bertobat. Umat kemudian menyanyikan lagu penutup sebelum meninggalkan gereja. Umat Katolik di seluruh dunia mengikuti ibadah ini dengan khusyuk karena menjadi momen penting untuk memperbaharui iman dan kesadaran akan pengorbanan Kristus.Penulis: Lita Candra
Editor: Dipna Videlia Putsanra