tirto.id - Umat Kristen dan Katolik akan segera memasuki awal masa Prapaskah 2025 yang ditandai dengan Rabu Abu. Rabu Abu adalah hari pertama masa Prapaskah, menandai masa tobat 40 hari sebelum Paskah yang biasanya diisi dengan ibadah pantang dan puasa.
Masa tobat dan ibadah selama 40 hari ini sejalan dengan Keluaran 34:28 yang menyebutkan Nabi Musa berpuasa selama 40 hari sebelum menerima 10 Perintah Tuhan, maupun Raja-raja 19:8 yang menyebutkan Nabi Elia berpuasa berjalan 40 hari 40 malam menuju gunung Tuhan, gunung Sinai.
Serta, Matius 4:2 yang menyebutkan Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pelayanan-Nya.
Dengan demikian, masa tobat Prapaskah yang diisi dengan ibadah dan puasa selama 40 hari yang dimulai pada Rabu Abu, merupakan perjalanan pembersihan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus sebagaimana telah dicontohkan orang-orang suci terdahulu.
Berdasarkan asal usulnya, pada Rabu Abu, Romo Katolik akan mengoleskan abu pertobatan di dahi umat sambil mengucapkan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu".
Ritual Rabu Abu ini merupakan simbol tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan selama 40 hari ke depan untuk kemudian mencapai kemenangan kebangkitan Kristus pada hari Paskah.
Kapan Rabu Abu 2025?
Rabu Abu 2025 akan jatuh pada tanggal 5 Maret 2025. Sedangkan, untuk hari Paskah 2025 akan jatuh pada tanggal 20 April 2025.
Pada Rabu Abu umat Katolik wajib berpantang, yakni tidak makan daging atau makanan lain yang disukai. Selain itu, juga pantang rokok, garam, gula dan semua manisan, hingga pantang hiburan seperti televisi, radio, film, dan lainnya.
Waktu berpantang ini tidak hanya dilakukan umat Katolik pada Rabu Abu saja, namun juga setiap hari Jumat selama masa Prapaskah. Kewajiban berpantang yang dimulai sejak Rabu Abu ini dilakukan oleh semua umat katolik yang berusia 14 tahun ke atas.
Apakah Misa Rabu Abu Wajib?
Pada Rabu Abu akan ada ibadah misa. Namun, berdasarkan penanggalan liturgi, pada Rabu Abu tidak diwajibkan menghadiri misa. Sehingga, jika tidak bisa menghadiri misa Rabu Abu karena terdapat halangan, maka bukan merupakan dosa berat. Meski begitu, umat dibebaskan jika ingin mengikuti misa pada Rabu Abu.
Apabila tidak menghadiri misa Rabu Abu, umat masih bisa dan diwajibkan untuk berpuasa dan berpantang walaupun tidak menerima abu dari romo. Diperbolehkan dan diwajibkannya puasa dan pantang ini sesuai dengan Kitab Hukum Kanonik (KHK).
Penulis: Bintang Pamungkas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
