tirto.id - Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu, dilaporkan menyeru agar menghapus bulan Ramadhan. Update terbaru situasi di Palestina, 60 ribu wanita hamil menderita kekurangan gizi dan tanpa perawatan kesehatan.
Anadolu Agency memberitakan pada Jumat, 1 Maret 2024, Menteri Israel yang termasuk ekstrimis itu menyerukan untuk menghapus bulan Ramadhan. Tak hanya itu, ia seolah mengabaikan ancaman ketegangan perang Israel-Palestina yang bisa terjadi selama bulan suci di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
"Apa yang disebut sebagai bulan Ramadhan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan," ucap Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu, kepada Radio Angkatan Darat.
Eliyahu merupakan politisi sayap kanan. Ia merupakan menteri yang berasal dari Partai Otzma Yehudit pimpinan Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Nasional.
Pada November 2023, Eliyahu juga sempat membuat kontroversi lain. Katanya, menjatuhkan "bom nuklir" di Jalur Gaza merupakan sebuah pilihan.
The New Arab menuliskan Eliyahu menjadi Menteri Warisan Israel sejak tahun 2022. Beberapa pernyataan lain yang membuat situasi semakin panas adalah mengklaim Gaza tidak memiliki hak untuk hidup. Sejumlah kalangan menilai Amichai Eliyahu termasuk seorang fasis dan anti-Arab.
Council on Muslim-American Relations (CAIR) atau Dewan Hubungan Muslim-Amerika mendesak agar Presiden AS, Joe Biden, mengutuk perkataan Menteri Israel, Amichai Eliyahu, terkait seruan mengapus bulan Ramadhan.
"Sekali lagi, seorang pejabat pemerintah Israel secara terbuka membuat pernyataan genosida yang gagal dikecam oleh pemerintahan Biden. Cukup sudah," ucap Wakil Direktur Eksekutif CAIR, Edward Ahmed Mitchel.
"Pemerintah Israel terus berteriak bahwa mereka sedang melancarkan perang terhadap seluruh penduduk Palestina, serta simbol-simbol budaya mereka, mulai dari gereja, masjid, hingga bulan Ramadan," lanjutnya.
Kondisi Gaza Saat Ini
Berdasarkan pemberitaan Al-Jazeera pada Jumat, 8 Maret 2024, 60.000 wanita hamil menderita kekurangan gizi dan tanpa perawatan kesehatan yang layak. Demikian menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza menambahkan 5.000 wanita melahirkan setiap bulan denga kondisi yang "keras, tidak aman, dan tidak sehat".
Sedangkan media lokal menyebutkan pasukan Israel terus menyerbu kota Urif, selatan Nablus di Tepi Barat, serta menangkap tahanan Israel yang baru saja dibebaskan.
Di lain sisi, kantor berita WAFA pada Kamis, 7 Maret 2024, mengabarkan puluhan warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, terbunuh dan mengalami luka-luka akibat serangan udara ditambah artileri Israel. Tentara Israel mentargetkan berbagai wilayah di Jalur Gaza.
9 orang dilaporkan tewas di kota Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah. Beberapa lainya terluka setelah Israel membombardir rumah milik keluarga Khattab dan Al-Attar.
Pasukan pendudukan Israel juga melepaskan tembakan senapan mesin ke arah warga sipil yang menanti truk bantuan di dekat bundaran Al-Nabulsi dan Al-Kuwait, sebelah barat dan selatan Kota Gaza. 1 tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Korban lantas dilarikan ke Kompleks Medis Al-Shifa.
Setidaknya, jumlah korban di Jalur Gaza sudah mencapai 30.717 orang tewas dan 72.156 lainnya mengalami luka-luka.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra