Menuju konten utama

Hasil Negosiasi Gencatan Senjata Hamas-Israel Jelang Ramadan

Hasil negosiasi gencatan senjata antara Hamas dengan Israel jelang Ramadan dan daftar tuntutan kedua pihak. Apakah sudah mencapai kesepakatan?

Hasil Negosiasi Gencatan Senjata Hamas-Israel Jelang Ramadan
Para sandera yang diculik oleh orang-orang bersenjata Hamas selama serangan 7 Oktober terhadap Israel diserahkan oleh militan Hamas ke Palang Merah Internasional, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel di tengah gencatan senjata sementara, di lokasi yang tidak diketahui di Israel. Jalur Gaza, (30 /11/2023). Sayap/Handout Militer Hamas via REUTERS

tirto.id - Hamas dan Israel melakukan negosiasi gencatan senjata di Gaza, jelang Ramadan. Selain menuntut gencatan senjata, negosiasi itu turut membahas pembebasan sandera baik dari pihak Palestina maupun Israel.

Dikutip dari The Washington Post, Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan dalam negosiasi itu minimal enam minggu.

Bila negosiasi tersebut dapat tercapai, Harris menyebut gencatan senjata kali ini berpotensi menjadi jeda terpanjang dalam pertempuran lima bulan terakhir.

Jeda kemanusiaan ini juga memungkinkan Hamas dan Israel melakukan pertukaran sandera dan mengirimkan bantuan. Lantas, bagaimana hasil negosiasi gencatan senjata Hamas dan Israel jelang Ramadan sejauh ini?

Hasil Negosiasi Gencatan Senjata Hamas dan Israel

Negosiasi antara Hamas dan Israel dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir. Dikutip dari Al Jazeera, negosiasi gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel yang berlangsung selama tiga hari belum berhasil mencapai kesepakatan.

Negosiasi gencatan senjata ini belum mencapai kesepakatan meskipun tenggat waktu yang semakin terbatas. Adapun tenggat waktu negosiasi yang disepakati adalah sebelum dimulainya bulan suci Ramadan yang jatuh kurang dari seminggu.

Ketiga negara mediator telah berusaha selama berminggu-minggu untuk memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata. Melalui negosiasi tersebut, Hamas menawarkan pembebasan sandera Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata enam minggu, pembebasan sebagian tahanan Palestina, dan lebih banyak bantuan untuk Gaza.

Sayangnya, penawaran tersebut belum disambut oleh pihak Israel. Pertemuan terakhir Hamas dan Israel berlangsung di Kairo, Mesir, yang juga berakhir dengan kebuntuan antar dua belah pihak.

Kebuntuan ini disebabkan oleh Israel dan Hamas yang saling bersitegang. Israel menunggu respons dari Hamas, sementara Hamas menunggu respons dari Israel.

Adapun para mediator mencoba untuk menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak. Sayangnya, terdapat beberapa masalah yang sulit untuk diselesaikan.

Hamas menolak melepaskan semua sandera berjumlah 100 sandera ditambah sekitar 30 orang lagi. Hamas baru akan melepaskan semua sandera jika Israel mengakhiri serangan, menarik pasukannya dari Gaza, dan membebaskan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk pejuang yang menjalani hukuman seumur hidup.

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan, mengatakan bahwa kelompoknya menginginkan gencatan senjata permanen, bukan hanya jeda selama enam minggu. Mereka juga menuntut "penarikan pasukan Israel secara menyeluruh" dari Gaza.

"Keamanan dan keselamatan rakyat kami hanya akan tercapai dengan gencatan senjata permanen, diakhirinya agresi dan penarikan mundur dari setiap jengkal wilayah Jalur Gaza," kata Hamdan kepada para wartawan di Beirut.

Sementara itu, Israel menginginkan Hamas untuk memberikan daftar sandera yang masih hidup. Mereka juga mengajukan rasio antara sandera dan tahanan yang mereka inginkan dalam kesepakatan pembebasan.

Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, telah menolak secara publik tuntutan-tuntutan tersebut. Ia berulang kali berjanji untuk melanjutkan perang sampai Hamas dibubarkan dan semua sandera dibebaskan.

Selaras dengan hal tersebut, Israel kemudian tidak mengirim delegasi ke putaran perundingan terbaru. Saat ini, Hamas telah menyampaikan proposal kepada mediator untuk dibahas dengan Israel dalam beberapa hari mendatang.

Update Kondisi Terkini di Gaza

Kondisi terkini Gaza masih porak poranda dan penduduk terancam kelaparan. Masih mengutip dari Al Jazeera, Program Pangan Dunia (WFP) mengabarkan bahwa sebuah konvoi bantuan ditolak masuk ke Gaza utara oleh militer Israel, per 6 Maret 2024.

Hal tersebut merupakan upaya pertama WFP dalam memberikan bantuan sejak 20 Februari 2024. WFP menekankan bahwa untuk mencegah kelaparan harus ada akses jalan ke bagian utara Gaza.

Adapun terkait upaya gencatan senjata jelang Ramadhan, Hamas mengatakan bahwa negosiasi gencatan senjata masih berlangsung.

Pihak Hamas menekankan bahwa keputusan ada di tangan Israel. Selain itu, Amerika Serikat menyatakan bahwa hambatan terhadap gencatan senjata masih sulit untuk diatasi.

Hingga saat ini, sekitar 30.631 warga Palestina telah terbunuh dan 72.043 lainnya terluka dalam serangan-serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

Baca juga artikel terkait PALESTINA-ISRAEL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy