tirto.id - Kisah kesaksian sandera Hamas akhirnya muncul lewat sejumlah media Israel. Bagaimana cara anggota Hamas dalam memperlakukan para tawanan asal Israel selama berada di Gaza?
Gencatan senjata antara Israel-Hamas dilakukan selama 4 hari sejak Jumat, 24 November 2023, yang dimediasi oleh Qatar.
Senin, 27 November 2023, Qatar lantas menyampaikan bahwa masa gencatan senjata yang sekaligus digunakan untuk jeda kemanusiaan itu diperpanjang selama 2 hari.
Berdasarkan kesepakatan, 50 tawanan asal Israel dilepaskan oleh Hamas dari Gaza. Mereka ditukar dengan 150 warga Palestina yang ditahan Israel. Selama proses gencatan senjata, ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar juga turut masuk ke Jalur Gaza.
Kesaksian Sandera Hamas
Sebagian besar sandera Hamas dilaporkan kembali dengan kondisi fisik yang stabil, meskipun mereka berstatus tawanan selama beberapa pekan.
Salah satu cerita terkait kesaksian sandera Hamas itu disampaikan oleh Merav Mor Raviv. Ia adalah sepupu Keren Munder, 54 tahun, seorang sandera yang dibebaskan.
Menurut Raviv,"Mereka makan, tetapi tidak secara teratur dan tidak setiap saat,".
The Washington Post memberitakan Munder bersama ibunya, Ruth, 78 tahun, sudah mengalami penurunan berat badan sebanyak 13 dan 17 kilogram.
Dalam keterangan yang disampaikan Merav Mor Raviv itu, para sandera tidur di deretan 3 kursi yang diikat menjadi satu seperti bangku di ruang tunggu. Jika ingin ke kamar mandi, mereka harus mengetuk pintu terlebih dahulu demi memanggil penjaga.
Melalui sebuah wawancara dengan Channel 12 Israel, Raviv menyebutkan selama ditawan, keluarganya berada di antara atas dan bawah tanah serta dijaga militan bersenjata.
"Mereka tidak tahu di mana mereka berada. Orang-orang mengawasi mereka," ujarnya, sembari menambahkan ada beberapa orang penjaga yang juga bisa berbahasa Ibrani.
Kisah lain diceritakan Eyal Nouri, keponakan salah satu sandera atas nama Adina Moshe, 72 tahun, yang bebas hari Jumat, 24 November 2023.
Kata Nouri, seperti disampaikan via Times of Israel, bibinya perlu adaptasi dengan cahaya matahari. Pasalnya, ia sudah berada dalam kegelapan selama berminggu-minggu menjadi tawanan.
Kepada Walla News Israel, Ohad, 9 tahun, seorang bocah laki-laki, bahkan sempat membuat buku harian selama ditawan. Namun, ia meninggalkannya di Gaza.
Seorang jurnalis Israel, Alon Ben David menyatakan para tawanan Israel yang ditahan di Gaza selama ini tidak mengalami penyiksaan atau perlakuan yang buruk.
Hamas dikatakan berusaha memberikan pengobatan setiap hari kendati hal ini tidak selalu memungkinkan.
Berbicara sebagai koresponden militer untuk Channel 13 Israel, Hamas menurut Ben David telah merawat para tawanan itu selama berada di Gaza.
"Saya berbicara dengan mereka dan mereka semua mengulangi cerita yang sama: Orang-orang Hamas merawat mereka, memberi mereka makan dan mencoba memberi mereka obat-obatan," ujarnya, seperti dikutip Middle East Monitor.
Ia menambahkan, selama berada di dalam tahanan, Hamas mempersilahkan mereka untuk tetap bersama dengan anggota Kibbutz, mengadakan kuliah, berinteraksi, hingga menonton YouTube.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra