Menuju konten utama

Baru Tiga Bulan, Ekspor Batik Indonesia Tembus Rp123 Miliar

Realisasi nilai ekspor tersebut mengalami peningkatan 76,2 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Baru Tiga Bulan, Ekspor Batik Indonesia Tembus Rp123 Miliar
Pekerja menunjukan kain batik yang motifnya dibuat dengan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di rumah produksi Batik Komar, Bandung, Jawa Barat, Senin (16/6/2025). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.

tirto.id - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan realisasi ekspor batik Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai Rp7,63 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp123,99 miliar (asumsi kurs Rp16.250 per dolar AS). Realisasi nilai ekspor tersebut mengalami peningkatan 76,2 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

“Kerja keras Bapak, Ibu sekalian rupanya bisa kita lihat dengan data indonesia, paling tidak untuk ekspor batik, yang dalam kondisi pasar global yang sulit, tapi catatan ekspornya naik,” paparnya, dalam Kick Off GBN dan HBN 2025 X Industrial Festival 2025, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).

Sejalan dengan itu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mencatat bahwa industri batik telah berhasil menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja. Sedangkan, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, pelaku industri batik dapat mencapai 5.946 industri dengan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebanyak 200 unit yang tersebar di 11 provinsi di Tanah Air.

Meski begitu, Agus atau yang kerap disapa AGK meminta agar para pelaku industri batik tak berpuas diri. Sebab, bagaimanapun industri batik masih harus memperluas jangkauan pasarnya, khususnya di luar negeri.

“Sekarang, bagaimana kita bisa semakin memperluas, expanding market dari domestik kita, walaupun kita juga melihat market domestik untuk batik, semakin lama semakin baik, trennya positif, dan yang penting tren positif itu ada di kalangan muda kita,” tambah AGK.

Pada kesempatan itu, politikus Partai Golkar tersebut juga mengapresiasi para pelaku usaha batik yang telah mengadopsi sistem digital melalui kode QR (QR Code). Menurutnya, selain sebagai instrumen pembayaran, implementasi kode QR juga dinilai dapat melindungi para pelaku usaha batik karena kode QR tersebut Mengandung keterunutan dari batik yang telah diproduksi oleh para pengrajin.

“Dengan menerapkan QR code dalam kain batik, masing-masing itu yang pertama kita bisa menjaga potensi pasar dari batik itu sendiri. Dan yang tak kalah penting, QR Code ini jangan dianggap sederhana, karena dia bisa menjadi bagian atau instrumen kita untuk melindungi para pengrajin batik,” tukas Agus.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra