tirto.id - Hubungan Ganjar Pranowo dan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul kembali memanas. Ketegangan ini tidak lepas dari dukungan kepada gubernur Jawa Tengah itu untuk maju pada Pilpres 2024. Sementara Bambang Pacul selaku Ketua PDIP Jateng sekaligus Ketua DPP PDIP Bidang Bappilu cendrung mendorong Ketua DPR RI Puan Maharani yang merupakan putri Megawati Soekarnoputri.
Polemik serupa juga terjadi pada Mei 2021. Kala itu, Puan mengumpulkan sejumlah kepada daerah dan anggota legislatif dari PDIP, kecuali Ganjar. Dalam forum, Puan menyindir kalau pemimpin itu hadir di lapangan, bukan di medsos. Omongan Puan meski tak menyebut nama, publik bisa menilai kalau ditujukan kepada Ganjar.
Saat itu, Bambang Pacul bahkan melabeli Ganjar sebagai kader “sok tahu.” Atas dasar itu pula, menurutnya, Ganjar tidak layak diundang dalam pembekalan yang dilakukan oleh Puan. Ganjar enggan menanggapi Bambang, tetapi ia mengisyaratkan telah mengerti maksudnya.
Dukungan Relawan Mulai Terang-terangan
Belakangan, sejumlah organisasi relawan bermunculan terang-terangan menyampaikan dukungan kepada Ganjar untuk maju dalam Pilpres 2024. Deretan pentolan para relawan ini di antaranya merupakan loyalis Presiden Joko Widodo dan beberapa kader PDIP.
Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi Jawa Tengah Bambang Mugiarto adalah salah satu yang sudah terang-terangan mendukung Ganjar sejak beberapa waktu terakhir. Ia adalah mantan kader PDIP dan mantan anggota DPRD Kabupaten Pemalang. Ia adalah loyalis Jokowi sejak 2013.
“Kami melakukan dukungan dengan gotong royong, mengkonsolidasi, menjahit melalui komunikasi dengan kawan-kawan yang secara emosi dan secara politik sudah memiliki perhatian dan ingin terlihat memperjuangkan Mas Ganjar,” kata Bambang saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (15/10/2021).
Secara nasional, kata dia, Seknas Jokowi memang belum menyatakan sikap dukungan yang terang-terangan terhadap Ganjar. Namun di Jawa Tengah kata dia suara untuk mendukung Ganjar nantinya akan dibawa di dalam kongres.
Selain itu, Bambang bilang akan menunggu arahan dari Presiden Jokowi terkait sikap dukungan terhadap Ganjar. “Tapi saya membaca bahasa tubuhnya [Jokowi] dan value yang melekat di kedua tokoh ini saya yakin beliau [Jokowi] akan dukung Pak Ganjar," katanya.
Ketua Umum Dulur Ganjar Pranowo (DGR) Raden Zieo Suroto juga merupakan seorang loyalis Jokowi. Ia merupakan mantan petinggi Barisan Relawan Jokowi Presiden/Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) yang kini mendukung Ganjar maju sebagai Presiden pada Pilpres 2024.
“Kami independen mendukung sendiri pokoknya gerakan kita adalah mencari penerus Pak Jokowi," kata Suroto melalui sambungan telepon, Jumat (15/10/2021).
DGR adalah organisasi relawan yang didirikan dan mendeklarasikan diri tahun 2019 untuk mendukung Ganjar menjadi presiden. Massa relawan DGR, kata Suroto, saat ini sebagian besar merupakan orang-orang yang sebelumnya juga mendukung Jokowi di Bara JP.
“Tujuan kami adalah agar Pak Ganjar dapat surat rekomendasi SK dari partai politik. Tujuan kami meningkatkan elektabilitas Pak Ganjar dari calon yang lain supaya mendapatkan SK mandat dari ketua umum PDIP," ujarnya.
Target DGR, kata Suroto, akan mampu mengumpulkan 2 juta KTP dukungan untuk Ganjar Pranowo hingga mendapatkan surat rekomendasi dari PDIP dan menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sahabat Ganjar Jawa Tengah Kesit Parikesit Sostrodiarjo mengatakan latar belakang anggota relawan yang ia pimpin lebih cair. Ia bilang tak ada afiliasi partai, meskipun sejatinya Kesit mengaku sebagai pendukung Jokowi sejak awal.
Sahabat Ganjar di Jawa Tengah sendiri, kata Kesit, sudah ada di 23 kabupaten kota, setiap kota rata-rata sudah ada 100-an relawan yang bergabung. Sementara secara nasional Sahabat Ganjar, kata dia, sudah ada di 51 kota kabupaten di 34 provinsi.
“Harapan kami nantinya Pak Ganjar yang mengusung PDIP," kata Kesit melalui sambungan telepon, Jumat kemarin.
Siapa Barisan Celeng yang Mendukung Ganjar?
Selain para loyalis Jokowi yang telah terang-terangan mendukung Ganjar, sejumlah kader PDIP juga telah menyatakan dukungan kepada Ganjar. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo, Albertus Sumbogo.
Sumbogo mendeklarasikan diri sebagai Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Kabupaten Purworejo pada 29 September 2021. Selain menyatakan dukungan, ia kemudian membuat logo celeng berjuang setelah disindir oleh Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Pacul.
Bambang Pacul merespons deklarasi yang dilakukan Sumbogo dengan menyebut para kader PDIP yang telah mendeklarasikan diri mendukung Ganjar pada Pilpres 2024 bukan merupakan barisan banteng.
Adagium di PDIP itu, yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng, kata Bambang Pacul. Artinya, apa pun alasan dari deklarasi tersebut, kalau di luar barisan banteng adalah celeng.
Pernyataan Bambang Pacul tersebut direspons Ketua DPC PDIP Surakarta FX Hadi Rudyatmo. Saat dihubungi reporter Tirto, ia mengatakan bahwa adanya dukungan ke Ganjar itu sebagai bentuk demokrasi.
“Jangan putus asa, jangan sakit hati bagi teman-teman yang deklarasi [mendukung Ganjar] dan dikatakan celeng," kata mantan Wali Kota Surakarta itu.
Rudy bahkan mempersilakan jika ada kader PDIP di Surakarta yang hendak melakukan deklarasi mendukung Ganjar.
“Kalau Solo mau deklarasi, ya kami persilakan nanti silakan ke DPC dan aspirasi nanti akan kita serahkan kepada DPP dan DPD, itulah kinerja celeng. Celeng adalah bagaimana menjalankan perintah partai sesuai aturan yang ada," ucap Rudy.
Nasib Ganjar di Tangan Megawati
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto menilai polemik yang terjadi antara pendukung Ganjar dan PDIP itu sebenarnya menjadi dinamika internal partai yang positif apabila partai dapat mengelolanya.
“Tapi itu tidak mudah, dengan pengalaman panjang Megawati dan kekuasan politik PDIP yang cenderung sentralistik. Hampir semua kader partai, betapa pun kerasnya persaingan itu tapi pada akhirnya mereka menyadari bahwa kekuasaan untuk menentukan nama itu datang dari Megawati,” kata Arif, Minggu (17/10/2021).
Arif menyebut adanya konflik pendukung Ganjar dan PDIP yang kemudian muncul ancaman sanksi dan penyebutan barisan celeng oleh petinggi PDIP ini disebutnya masih sebagai dinamika yang wajar di dalam partai politik.
Perbedaan preferensi misalnya dalam pencalonan kepada daerah oleh PDIP, kata Arif, juga tak jarang terjadi. Tetapi pemusatan kekuasaan di tangan Megawati yang kemudian dapat menyelesaikan persoalan.
Sehingga ia melihat bahwa konflik pendukung Ganjar dan PDIP semakin mengeras masih sangat mungkin terjadi. Namun menurutnya tak akan sampai berakhir pada perpecahan politik di dalam tubuh PDIP.
Konflik ini menurutnya akan menjadi batu uji PDIP untuk melihat siapa yang paling layak mereka usung menjadi calon presiden 2024. Untuk Ganjar sendiri menurut Arif ini dapat menjadi keuntungan.
“Ada kompetisi yang keras di internal PDIP jelas iya, tapi sejuah itu bisa dikelola. [Konflik] menjadikan ini sebagai batu uji dan yang kedua justru ini memberi coverage media yang lebih luas yang dibutuhkan oleh Ganjar. Ini tidak mungkin akan berdampak positif,” katanya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz