tirto.id - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) akan mengembangkan kawasan aglomerasi di Cirebon Raya. Untuk memuluskan program ini, lembaga tersebut menggandeng pemerintah daerah dan menarik investasi swasta senilai Rp5,8 triliun dari berbagai sektor prioritas.
Kawasan aglomerasi ini akan dikembangkan di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Brebes, dan Kuningan. Langkah ini merupakan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi terpadu dan mengentaskan kemiskinan di wilayah tersebut.
“Kita sangat terbuka bagi investor. Jika yang ada di sini ingin terlibat lagi juga boleh,” ujar Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko usai penandatanganan MoU dengan Pemda dan pihak swasta terkait, Rabu (20/8/2025).
Investasi swasta yang telah dipastikan masuk berasal dari lima perusahaan. Kelimanya yaitu, PT Garam (Persero), PT Thara Jaya Niaga, PT Lintas Batas Nusantara, PT Nusantara Visi Persada, dan Harvest Waste dari Belanda.
Namun, untuk Cirebon Raya saja, PT Thara Jaya Niaga berkomitmen mengucurkan dana Rp2,5 triliun untuk proyek pertanian padi modern seluas 100 ribu hektare dengan teknologi yang memungkinkan satu kali tanam menghasilkan empat kali panen.
“Investasinya kira-kira mungkin 100 ribu hektare x Rp25 juta, mungkin sekitar Rp2,5 triliun kita akan jalanin,” jelas Direktur PT Thara Jaya Niaga, Diyan Anggraini.
Sementara itu, PT Lintas Batas Nusantara mengalihfungsikan 500 hektare dari total 2.000 hektare lahan awalnya untuk industri manufaktur menjadi kawasan industri pendukung pertanian dan pangan dengan nilai Rp12,5 miliar.
“Kita mau alihkan sebagai untuk industri pendukung ini, pertanian, terutama untuk proyek pengentasan kemiskinan,” kata perwakilan perusahaan, Muliono.
Ditambah lagi, investasi dari sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) khususnya waste management dari investor asal Belanda, Harvest Waste, yang diperkirakan mencapai 100-200 juta dolar AS atau setara Rp1,6 triliun-Rp3,3 triliun per proyek.
“Per projek berarti nanti akan ada Rp1,6 triliun sampai Rp3,3 triliun dari Harvest Waste,” ucap Budiman.
Budiman menambahkan, secara keseluruhan ada sembilan sektor prioritas yang dibuka untuk investasi dalam program aglomerasi, yaitu Pangan, Energi Baru Terbarukan (EBT), Digital, Industri Kreatif, Perumahan, Pendidikan, Kesehatan, Transportasi, dan Hilirisasi.
“Tetapi memang yang hadir untuk aglomerasi Cirebon dan sekitarnya ini dan Brebes, memang baru EBT dan pangan dan padi terutama dan garam. Tapi terbuka nanti untuk yang lainnya juga,” tuturnya.
Salah satu target utama program ini adalah penurunan angka kemiskinan. Budiman menargetkan pada 2029, tingkat kemiskinan di kawasan Cirebon Raya dapat turun hingga menyentuh 4,5-5 persen, sejalan dengan target nasional. Angka ini turun signifikan dari kondisi saat ini yang masih berada di level 8,47 persen.
“Kita jangan sampai angkanya di atas rata-rata target nasional. Minimal itu. Kalau bisa lebih cepat atau lebih baik,” tambah Budiman.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id






































