tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi anggaran per 11 November 2025 baru mencapai 31,12 persen dari total pagu Rp14,10 triliun. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, rendahnya serapan belanja tersebut disebabkan adanya pagu anggaran belanja tambahan (ABT) sebesar Rp6,28 triliun pada akhir Agustus 2025.
"Karena anggarannya baru muncul di akhir Agustus, maka September Oktober baru kami melakukan tender. Nah sekarang baru penyerapannya (ABT) kurang lebih sekitar 2,48 persen di bulan November," ujarnya dalam rapat kerja di Komisi XI DPR, Selasa (11/11/2025).
Bahlil menjelaskan, anggaran Kementerian ESDM dalam APBN induk 2025 awalnya sekitar Rp8,4 triliun. Namun, usai mengalami efisiensi sebesar Rp696,88 miliar, total pagu Kementerian ESDM 2025 menjadi Rp7,84 triliun.
"Ini kalau kita mengikuti pagu induk. Kalau kita mengikuti realisasi anggarannya dari pagu induk itu sudah mencapai 65 persen (per 11 November) dan target realisasi di akhir tahun prognosa yang kita buat itu bisa mencapai 94 persen," jelasnya.
Kemudian, usai mendapatkan pagu ABT sebesar Rp6,28 triliun, total pagu anggaran ESDM kian menggelembung, dan penyerapan pagu ESDM secara total menjadi lebih rendah. Adapun dari total pagu ABT tersebut, sekitar Rp4,35 triliun atau sekitar 30 persen di antaranya merupakan anggaran listrik desa dan program penyambungan listrik gratis yang menjadi penugasan PT PLN (Persero).
Karena itu, untuk menyerap anggaran tersebut, Bahlil menugaskan PLN melakukan percepatan realisasi anggaran, mengingat perusahaan pelat merah itu telah memiliki infrastruktur yang memadai.
“Di prognosa, kami rencanakan untuk di 2025 Desember itu bisa mencapai 92 persen,” kata Bahlil.
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































