Menuju konten utama

Arti Rahajeng Penampahan Galungan dan Bagaimana Perayaannya?

Simak arti Rahajeng Penampahan Galungan dan perayaannya bagi umat Hindu di Bali dalam artikel ini.

Arti Rahajeng Penampahan Galungan dan Bagaimana Perayaannya?
Calon pembeli memilih pernak-pernik perlengkapan sesajen berbahan daun lontar menjelang Hari Raya Galungan di Desa Kapal, Badung, Bali, Sabtu (20/7/2019). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/hp.

tirto.id - Hari Raya Galungan tergolong sebagai hari besar dalam agama Hindu. Galungan juga ditandai dengan Penampahan Galungan yang terjadi sehari sebelumnya. Lantas, apa itu Penampahan Galungan dan bagaimana perayaannya?

Galungan 2024 akan jatuh pada Rabu, 28 Februari 2024. Berdasarkan buku Dimensi Tradisional dan Spritual Agama Hindu (2017) terbitan Kementerian Agama RI, Hari Raya Galungan diperingati setiap enam bulan (210 hari), tepatnya di hari Rabu kliwon dungulan.

Meski termasuk hari yang penting untuk umat Hindu, Hari Raya Galungan tidak masuk dalam kalender hari libur nasional. Umat Hindu yang ingin merayakannya mendapat dispensi libur, khususnya umat Hindu di wilayah Bali.

Sebagai momen untuk merayakan terbentuknya alam semesta menurut kepercayaan umat Hindu, Hari Raya Galungan memiliki rangkaian kegiatan. Salah satunya Penampahan Galungan.

Arti Rahajeng Penampahan Galungan

Mengacu pada laman BASAbali Wiki, rahajeng memiliki 3 arti dalam Bahasa Indonesia. Rahajeng bisa diartikan "selamat", "sentosa", dan "sejahtera".

Sementara itu, penampahan berasal dari kata "nampah" atau "nampeh". Kata itu kemudian berkembang menjadi "nampah" yang bermakna mempersembahkan. Istilah itu juga berubah menjadi "namya" atau berarti sembah.

Secara harfiah, penampahan bisa diartikan sebagai "persembahan". Dengan demikian, Rahajeng Penampahan Galungan adalah ucapan selamat untuk umat Hindu yang memperingati momen itu.

Penampahan Galungan dipercaya merupakan hari turunnya Sang Kala Tiga Amangkurat yang dapat menggoda manusia. Apabila kurang waspada terhadap kehadiran Sang Kala Tiga Amangkurat, manusia diyakini akan menghadapi konflik, kesedihan, dan kekacauan serta hal-hal lain yang bertolak belakang dengan dharma.

Dalam Hari Raya Galungan, Penampahan Galungan menjadi prosesi yang berlangsung sehari sebelum momen istimewa umat Hindu tersebut. Dengan kata lain, Penampahan Galungan bisa disebut sebagai persiapan menuju Hari Raya Galungan.

Penampahan Galungan berisi kegiatan pemotongan hewan, seperti babi atau ayam. Buku Dimensi Tradisional dan Spritual Agama Hindu (2017) menyebut bahwa prosesi itu adalah bentuk filosofi dari mematikan sifat kebinatangan dalam tubuh manusia.

Berkaitan dengan faktor filosofis tersebut, pemilihan ayam dan babi juga mempunyai makna tersendiri. Ayam merupakan lambang dari sifat serakah dan suka bertengkar. Adapun babi adalah perumpamaan dari sifat malas.

Pada intinya, Penampahan Galungan memiliki tujuan baik untuk umat manusia. Manusia diharapkan bisa terhindar dari kesalahan-kesalahan yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam malapetaka.

Bagaimana Perayaan Penampahan Galungan?

Penampahan Galungan dilaksanakan dengan mengadakan upacara Natab Sesayut Penampahan atau Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan. Upacara ini bermakna untuk mengingatkan umat manusia supaya membangun kekuatan Wiweka Jnyana.

Wiweka Jnyana dapat diartikan sebagai upaya untuk membangun kekuatan diri. Hal ini berguna agar bisa membedakan, mana yang benar dan mana yang salah.

Dilansir dari akun resmi X Pemerintah Kota Denpasar, umat Hindu di Bali akan membuat sejumlah olahan daging saat Penampahan Gulungan. Sebut saja sate, lawar, urutan, pepes, komoh, dan tum.

Masyarakat juga akan mempersiapkan sesajen (banten) dan perlengkapan lainnya untuk Hari Raya Galungan. Ini menunjukkan bahwa Penampahan Galungan tidak kalah penting dari Hari Raya Galungan.

Selain menyiapkan makanan dan sesajen, umat Hindu di Bali juga akan melakukan pemasangan penjor, sebuah simbol dari wujud Naga Basuki yang berarti kesejahteraan dan kemakmuran. Penjor umumnya berupa batang bambu yang dihiasi daun kelapa muda dan dipasang di sepanjang jalan.

Tujuan dari pemasangan penjor adalah sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Hyang Widhi Wasa. Kendati demikian, tak jarang pemasangan penjor sudah dilakukan jauh sebelum Penampahan Galungan.

Rangkaian kegiatan dalam Penampahan Galungan mempertegas keistimewaan Hari Raya Galungan. Sebelum memasuki Hari Raya Galungan, umat Hindu sudah harus didorong untuk meningkatkan keimanan agar bisa menepis dari berbagai godaan.

Baca juga artikel terkait GALUNGAN 2024 atau tulisan lainnya dari Ahmad Yasin

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ahmad Yasin
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani