Menuju konten utama

Makna Penampahan Galungan 2024 dan Apa Contoh Ritualnya di Bali?

Penampahan Galungan dilakukan sehari jelang Hari Raya Galungan 2024. Apa makna dan bagaimana contoh ritualnya?

Makna Penampahan Galungan 2024 dan Apa Contoh Ritualnya di Bali?
Pemuka agama Hindu memercikkan air suci kepada umat saat sembahyang Hari Raya Galungan di Pura Kerta Jaya, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/tom.

tirto.id - Penampahan Galungan biasanya digelar sehari sebelum perayaan Galungan. Apa saja makna Penampahan Galungan dan bagaimana contoh ritualnya?

Hari Raya Galungan 2024 diperingati pada tanggal 28 Februari 2024. Artinya, Penampahan Galungan diselenggarakan pada Selasa, 27 Februari 2024.

Selama Penampahan Galungan, umat Hindu kerap memotong babi atau ayam. Hal ini ditujukan sebagai wujud persembahan suci untuk Sang Maha Pencipta.

Hari Raya Galungan memiliki makna tersendiri bagi umat Hindu. Begitu pula dengan acara Penampahan Galungan yang berlangsung jelang puncak perayaan Galungan.

Asal Usul Penampahan Galungan & Bentuk Ritual

Penampahan berasal dari kata nampah atau nampeh. Istilah ini kemudian melebur menjadi nampa. Artinya adalah mempersembahkan.

Kata tersebut kemudian mengalami perubahan lagi menjadi namya. Maknanya sembah. Menurut kamus Kawi-Bali, penampahan adalah mengembalikan ke sumbernya atau di somya.

Penampahan dilaksanakan pada hari Selasa Wage Dungulan. Waktu ini menjadi masa turunnya Sang Hyang Kala Tiga demi mencari mangsa dalam wujud Bhuta Amangkurat.

Selama perayaan penampahan, umat Hindu biasa menyembelih sejenis hewan, seperti babi dan ayam. Alhasil, Penampahan Galungan menjadi tradisi menyambut hari raya Galungan.

Menurut situs web Tamanbali.desa.id, Penampahan Galungan diwujudkan dalam bentuk ritual upacara Natab Sesayut Penampahan atau Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan.

Makna prosesi ritual tersebut adalah mengingatkan umat agar membangun kekuatan Wiweka Jnyana. Juga memiliki makna membangun kekuatan diri dalam membedakan kebenaran dan kesalahan.

Situs web sippn.menpan.go.id menuliskan, penyembelihan babi atau ayam selama Penampahan Galungan adalah sebuah simbol. Maknanya menghilangkan sifat serakah, suka bertengkar seperti sifat ayam, dan sifat malas yang dimiliki babi.

Kesalahan dalam kehidupan dinilai dapat membawa kepada adharma (keburukan). Sifat serakah, suka bertengkar, dan malas diharapkan bisa menjadi hilang setelah perayaan Penampahan Galungan.

Kemalasan dan keserakahan berasal dari Guna Tamas dan Guna Rajah. Kendati demikian, Guna Tamas dan Rajah bisa menjadi positif jika Guna Sattwam mampu mengendalikan.

Ritual Penampahan Galungan lantas menghasilkan tradisi baru, yakni mepatung atau berbagi. Mepatung dapat disaksikan ketika masyarakat mulai melaksanakan pemotongan babi dengan cara berkelompok.

Berdasarkan keterangan laman desabeloksidan.badungkab.go.id, Mepatung dimulai dengan menangkap babi secara gotong royong. Lantas babi itu dibersihkan dan dagingnya dibagi rata.

Baca juga artikel terkait GALUNGAN 2024 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani