Menuju konten utama

Makna Penjor Galungan sebagai Simbol Naga dan Cara Membuatnya

Berikut penjelasan tentang apa itu penjor, makna penjor Galungan, bahan-bahan membuat penjor, hingga cara membuat penjor Bali yang benar.

Makna Penjor Galungan sebagai Simbol Naga dan Cara Membuatnya
Umat Hindu membawa penjor atau bambu yang dihiasi janur dan hasil bumi untuk dilombakan dalam festival penjor dengan tema "ngerobok" di Desa Adat Kerobokan, Badung, Bali, Sabtu (11/6/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.

tirto.id - Makna penjor pada rangkaian perayaan Galungan yang merupakan simbol naga adalah lambang rasa syukur dan ucapan terima kasih terhadap melimpahnya hasil bumi yang diberikan Tuhan melalui keberadaan Gunung Agung.

"Penjor" adalah batang bambu lengkap yang dihias dengan daun kelapa muda yang dibentuk secara khusus yang biasanya dipasang di sepanjang jalan.

Galungan sendiri adalah salah satu hari besar yang dirayakan umat Hindu. Perayaan ini dilakukan setiap enam bulan Bali atau kurang lebih 210 hari. Menurut kalender Masehi, maka pelaksanaan Galungan diadakan dua kali dalam setahun.

Tahun ini, hari raya Galungan jatuh pada 28 Februari 2024 dan 25 September 2024. Galungan merupakan hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Selain itu, umat Hindu turut merayakan terciptanya alam semesta dengan isinya.

Beberapa agenda saat Galungan di antaranya menyucikan diri lahir batin, dilanjutkan dengan memberi sesajen untuk Sang Hyang Widhi. Di samping itu, umat Hindu juga akan membuat penjor yang khas terdapat saat Galungan.

Artikel ini akan membahas mengenai penjor Bali, makna penjor Galungan, bahan-bahan hingga cara membuat penjor yang benar.

Makna dan Filosofi Penjor Galungan Bali

Dalam filosofi Bali, penjor merupakan persembahan khusus saat hari raya Galungan atau Kuningan. Fungsinya sebagai persembahan bagi Hyang Betara Gunung Agung, yang menjadi dpercaya umat Hindu di Bali sebagai lokasi bersemayamnya para dewa.

Makna penjor Galungan menjadi lambang rasa syukur dan ucapan terima kasih terhadap melimpahnya hasil bumi yang diberikan Tuhan melalui keberadaan Gunung Agung.

Umat Hindu di Bali, khususnya, percaya dari Gunung Agung terdapat Hyang Bathara Putra Jaya beserta dewa dan para leluhur. Mereka memiliki andil untuk memberikan kemakmuran tersebut melalui Gunung Agung.

Dikutip laman Kominfo, penjor Bali memiliki dua jenis yaitu penjor untuk upacara adat seperti hari raya Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran. Khusus penjor pepenjoran merupakan hiasan yang dapat dipasang di mana saja dan kapan pun.

Penjor Galungan yang benar dibuat melengkung dan menjuntai panjang. Sebuah penjor memiliki beberapa bahan penyusun yang khas dan memiliki filosofinya masing-masing.

Pemasangan penjor saat Galungan menyesuaikan kalender Bali yakni Anggara Wage Wuku Dungulan atau dikenal pula dengan Penampahan Galungan.

Bahan-Bahan Membuat Penjor Bali

Penjor dibuat dengan menyiapkan berbagai bahan dari alam. Bentuk penjor bak sebuah naga, lengkap dengan berbagai bagian tubuhnya. Keseluruhan "tubuh naga" tersebut disusun dari bahan dan cara penyusunan sebagai berikut:

1. Bambu

Bambu adalah bahan utama membuat penjor sebagai simbol badan naga dan Dewa Brahma.

2. Janur muda

Janur sebagai perlambang kulit naga.

3. Dedaunan

Dedaunan ini ibarat rambut naga dan menjadi simbol dari Dewa Sangkara.

4. Hasil bumi

Tempat menaruh hasil bumi menjadi lambang perut naga, lalu hasil buminya melambangkan Dewa Wisnu.

5. Sampian penjor

Sampian penjor ibarat sakor naga dan menjadi lambang Dewa Parama Siwa.

6. Sanggah penjor

Sanggah penjor berupa hiasan di bawah pangkal penjor sebagai simbol kepala dan mulut naga yang dibuat dari anyaman bambu.

7. Kain putih kuning

Kain ini sebagai wastra yang melambangkan Dewa Mahadewa dan Dewa Iswara.

Cara Membuat Penjor Galungan Bali yang Benar

Berikut ini cara membuat penjor Galungan yang benar

  1. Bentuk bambu yang sudah dipilih mempunyai ujung melengkung. Bambu yang melengkung menjulang tinggi ini, menjadi media dasar untuk menempatan semua sarana dan hiasan yang akan dipasang pada penjor.
  2. Setelah rangka bambu disiapkan, selanjutnya lilitkan janur muda yang sudah diambil lidinya di semua bagian pada badan bambu.
  3. Pada pangkal badan bambu ditambahkan dedaunan, biasanya menggunakan daun kelapa. Daun kelapa untuk membuat hiasan di bagian atas penjor. Anda bisa membuat berbagai bentuk hiasan dari hasil bumi.
  4. Hasil bumi tersebut akan ditempatkan pada ruangan yang berada di atas pangkal bambu. Jenis hasil bumi tersebut adalah bungkah (umbi-umbian), pala gantung (buah kelapa dan pisang), serta palawija (tebu, jagung, dan padi).
  5. Pasang pula bunga, buah, atau hiasan lainnya di sepanjang penjor. Bisa menggunakan warna-warna cerah dan variasi hiasan untuk membuatnya semakin menarik.
  6. Lalu ada sampian yang berisi canang sari dan porosannya. Tempat menaruhnya di ujung lengkungan bambung dan digantung.
  7. Selanjutnya sanggah juga dihias dengan ujung janur yang menyerupai janggut naga.
  8. Terakhir, kain putih kuning akan disematkan di kanan kiri penjor yang berisi hiasan bunga.
Pastikan penjor tetap terawat dengan baik selama perayaan. Ganti bunga dan hiasan yang layu secara berkala untuk menjaga penampilannya tetap segar.

Setelah perayaan selesai, penjor bisa dipindahkan atau dibuang dengan hati-hati. Beberapa bagian bisa didaur ulang untuk digunakan kembali pada perayaan berikutnya.

Baca juga artikel terkait GALUNGAN 2024 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Dhita Koesno