Menuju konten utama

Link Twibbon Galungan yang Dirayakan 28 Februari 2024

Gunakan link twibbon dalam artikel ini untuk merayakan Galungan pada 28 Februari 2024.

Link Twibbon Galungan yang Dirayakan 28 Februari 2024
Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (4/1/2023). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

tirto.id - Hari Raya Galungan adalah perayaan sakral bagi umat Hindu yang memiliki makna mendalam. Pada tahun 2024, Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu, 28 Februari.

Hari Raya Galungan dirayakan setiap 210 hari atau enam bulan sekali dalam penanggalan Bali. Perayaan ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Hindu di Pulau Dewata.

Dalam kalender Bali, satu bulan terdiri dari 35 hari. Galungan jatuh pada Rabu Kliwon. Istilah khusus untuk menyebut hari itu adalah Budha Kliwon Dungulan atau hari Rabu Kliwon dengan wuku Dungulan, yang bermakna: hari kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan).

Sebelum merayakan Hari Raya Galungan, umat Hindu sudah memulai perayaan sejak awal Februari. Pada 3 Februari 2024, umat Hindu merayakan Tumpek Bubuh, juga dikenal dengan nama Tumpek Wariga, Tumpek Uduh, dan Tumpek Pengarah. Tumpek Bubuh berkaitan dengan pelaksanaan Hari Raya Galungan.

Makna Hari Raya Galungan

Galungan, yang berasal dari bahasa Jawa kuno, memiliki arti “bertarung” atau sering disebut sebagai “Dungulan” (menang) di Bali.

Hari Raya Galungan memperingati terciptanya seluruh alam semesta beserta isinya. Dalam tradisi umat Hindu di Bali, Hari Raya Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan kebaikan (dharma) melawan kebatilan (adharma) dan menjadi momentum untuk merayakan kekuatan rohani agar mendapatkan ketenangan.

Umat Hindu yang merayakan hari Raya Galungan bertujuan untuk menunjukkan rasa syukur atas terbentuknya alam semesta beserta kehidupan yang ada di dalamnya. Melalui perayaan ini, manusia diingatkan untuk mengendalikan hawa nafsu, terutama nafsu negatif yang dapat menghancurkan kehidupan.

Galungan adalah perayaan yang identik dengan pemasangan penjor, yang memiliki makna tegaknya dharma dan dipasang di depan rumah.

10 hari setelah Galungan, umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan sebagai ungkapan terima kasih kepada Hyang Widhi atas wara nugrahanya.

Jika Galungan identik dengan pemasangan penjor, maka Kuningan identik dengan nasi kuning, yang memiliki makna sebagai pemberitahuan (nguningang) kepada para pratisentana agar mereka mengikuti jejak leluhurnya dalam merayakan rangkaian hari raya Galungan – Kuningan.

Selain itu, di tiap-tiap Pelinggih, juga digantungkan “tamiang” sebagai simbolis tameng atau perisai yang melambangkan perlindungan dari serangan kekuatan adharma.

35 hari setelah Galungan, merupakan hari terakhir dari rangkaian perayaan Galungan. Pegat artinya berpisah, dan uwak artinya kelalaian. Jadi, pegat uwakan berarti jangan lalai melaksanakan dharma dalam kehidupan seterusnya setelah Galungan.

Twibbon Hari Galungan 2024

Twibbon Hari Galungan 2024 bisa diperoleh di sejumlah platform penyedia layanan desain grafis, salah satunya adalah Twibbonize.com.

Platform penyedia twibbon gratis berbagai jenis twibbon untuk memperingati Hari Galungan 2024, berikut ini linknya:

  1. https://www.twibbonize.com/galungan2022-url
  2. https://www.twibbonize.com/galungankuninganreviewtechid6
  3. https://www.twibbonize.com/galungan2022dj
  4. https://www.twibbonize.com/galunganku02
  5. https://www.twibbonize.com/selamatharirayagalungan1
  6. https://www.twibbonize.com/galungkuningan2023
  7. https://www.twibbonize.com/selamatharirayagalungandankuningan
  8. https://www.twibbonize.com/aryadika
  9. https://www.twibbonize.com/rahajenggalungan2023

Baca juga artikel terkait GALUNGAN 2024 atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra