Menuju konten utama

Apa Itu Umanis Galungan dan Kapan Pelaksanaannya?

Mengenal tradisi umanis Galungan salah satu ritual umat Hindu pada Agustus 2023.

Apa Itu Umanis Galungan dan Kapan Pelaksanaannya?
Sejumlah Pinandtia memimpin upacara persembahyangan Hari Galungan di Pura Agung Wanakerta Jagatnatha, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/tom.

tirto.id - Umanis Galungan adalah salah satu ritual suci umat Hindu yang dilaksanakan saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Akan tetapi tak banyak masyarakat juga yang belum mengetahui apa itu Umanis Galungan dan kapan pelaksanaannya.

Seperti diketahui, saat ini seluruh umat Hindu di Bali tengah merayakan Hari Raya Galungan 2023 yang diperingati pada Rabu, 2 Agustus 2023. Perayaan ini akan berlanjut pada 12 Agustus 2023 untuk memperingati Hari Raya Kuningan 2023.

Hari Raya Galungan dan Kuningan sendiri diperingati umat Hindu di Bali sebanyak dua kali dalam satu tahun di bulan Budha Kliwon. Sebelumnya, Hari Raya Galungan pertama diperingati pada 4 Januari 2023 dan Hari Raya Kuningan pada 14 Januari 2023.

Dalam tradisi umat Hindu di Bali, Hari Raya Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan kebaikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma) serta menjadi momentum untuk merayakan kekuatan rohani agar mendapatkan ketenangan.

Sementara Hari Raya Kuningan dimaknai sebagai momentum untuk memohon keselamatan, perlindungan, serta tuntunan lahir batin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara.

Di samping itu, saat perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, biasanya terdapat salah satu tradisi suci yang menjadi penyempurnanya yakni Umanis Galungan. Berikut penjelasannya.

Apa Itu Umanis Galungan dan Kapan Pelaksanaannya?

Umanis Galungan adalah salah satu tradisi suci yang kerap hadir saat perayaan Galungan. Perayaan Umanis Galungan sendiri dilangsungkan sehari setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan pada hari Wraspati Umanis Wuku Dungulan atau Kamis Umanis wuku Dungulan.

Pada umumnya, Umanis Galungan ini biasa dipergunakan umat Hindu sebagai momen untuk bersilaturahmi atau Simakrama maupun saling mendoakan keselamatan antar sesama.

Akan tetapi saat perayaan ini umat Hindu biasanya akan melaksanakan juga tradisi Natab Sesayut atau upacara yang dilakukan oleh anak-anak yang belum meketus (tanggal giginya) serta melaksanakan persembahyangan yang dilanjutkan dengan Dharma Santi.

Di hari yang sama, anak-anak lainnya akan melaksanakan tradisi “ngelawang” atau tradisi menarikan barong disertai gamelan dari pintu rumah penduduk ke pintu rumah lainnya. Tradisi ini dipercaya dapat mengusir aura negatif serta mendatangkan aura positif.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra