Menuju konten utama

Pendidikan Inklusi Jadi Tema Debat, Apa Artinya & untuk Siapa?

Rangkuman mengenai pendidikan inklusi yang disinggung Ganjar dalam debat Capres terakhir.

Pendidikan Inklusi Jadi Tema Debat, Apa Artinya & untuk Siapa?
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan pandangannya saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat tersebut bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

tirto.id - Pendidikan inklusif disinggung oleh capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, dalam debat capres terakhir pada Minggu, 4 Oktober 2024. Lalu, apa arti pendidikan inklusif, untuk siapa dan apa contohnya?

Debat pamungkas capres dan cawapres Pilpres 2024 mengusung tema “Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, Inklusi.”

Pada segmen pertama pemaparan visi dan misi, Ganjar Pranowo menyampaikan, jika dia nanti terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia, dia akan membangun akses pendidikan lebih bagus dan inkulusi.

Dia juga menyinggung pembentukan kurikulum yang lebih mapan, dengan akses terbaik untuk anak didik dan tenaga pendidik.

“Bapak Ibu maka Pendidikan dan Kebudayaan mesti kita bangun bersama-sama akses pendidikan yang baik lebih inklusi, kemudian kurikulum yang mantap dan tentu saja fasilitas yang diberikan harus bisa memberikan akses terbaik untuk anak-anak didik kita termasuk nasib guru dan dosen,” ujar Ganjar.

Apa Arti Pendidikan Inklusi?

United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) mendefinisikan pendidikan inklusi sebagai sebuah sistem pendidikan yang mencakup semua siswa, dan menyambut serta mendukung mereka untuk belajar, siapa pun mereka dan apa pun kemampuan atau kebutuhan mereka.

Hal ini berarti memastikan bahwa pengajaran dan kurikulum, gedung sekolah, ruang kelas, area bermain, transportasi, dan toilet sesuai untuk semua anak di semua tingkatan. Pendidikan inklusif berarti semua anak belajar bersama di sekolah yang sama.

Mengutip buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif (2022) oleh BSKAP Kemendikbud RI , pendidikan inklusi adalah “filosofi” yang menyatakan bahwa ruang kelas dan ruang bermasyarakat tidak lengkap tanpa mengikutsertakan anak-anak dengan semua kebutuhan. Inklusi merupakan sebuah pola pikir bagaimana memberi kesempatan sama kepada semua anak, salah satunya untuk belajar di kelas yang sama.

Isu terkait dengan pendidikan yang inklusif menjadi diskusi politik dan selanjutnya tertuang dalam kebijakan di mana pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Praktik pendidikan inklusif di dunia telah menjadi agenda internasional di antaranya melalui SDGs yang mengamanatkan agar semua anak tanpa kecuali dipenuhi hak sosial dan pendidikan yang bermutu di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan, serta telah menjadi agenda utama dalam pendidikan untuk semua di satuan pendidikan reguler.

Di Indonesia, praktik pendidikan inklusif telah berkembang pesat sejak tahun 2003 dan sampai sekarang telah tercatat lebih dari 36.000 satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif. Keberhasilan pendidikan inklusif akan tercapai jika faktor-faktor lingkungan yang menjadi penghambat belajar anak dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.

Untuk membantu satuan pendidikan dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan inklusif diperlukan panduan pelaksanaan pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus di satuan pendidikan reguler atau satuan pendidikan umum.

Untuk Siapa Pendidikan Inklusi?

Pendidikan inklusi adalah untuk semua individu, termasuk setiap orang dengan kebutuhan khusus, serta mereka yang tidak memiliki kebutuhan khusus.

Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang bermutu, tidak peduli dengan perbedaan-perbedaan mereka.

Pendekatan inklusi menghargai keragaman individu dan berusaha untuk menciptakan lingkungan di mana semua siswa merasa diterima, dihargai, dan didukung dalam pencapaian potensi mereka

Oleh karena itu, menurut Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif (2021) oleh BSKAP Kemendikbud RI, untuk membentuk sistem pendidikan inklusi, perlu dibangun kerjasama antara guru, orang tua, dan masyarakat.

Untuk melaksanakan pendidikan inklusif, diperlukan perubahan pola pikir (mindset), penataan secara teknis, kebijakan, budaya, pengelolaan kelas, dan dilakukannya prinsip adaptasi.

Apa Contoh Pendidikan Inklusi?

Contoh pendidikan inklusi dapat dibangun dengan membentuk sekolah inklusi. Imam Yuwono dan Hutomo dalam buku berjudul Pendidikan Inklusi menulis, pada pendidikan inklusi setiap anak sesudai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasaranan, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaian.

Dengan kata lain pendidikan inklusif mensyaratkan pihak sekolah yang harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu peserta didik, bukan peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan.

Keuntungan dari pendidikan inklusif anak berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi sesuai potensinya masing-masing.

Konsekuensi penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah pihak sekolah dituntut melakukan berbagai perubahan, mulai cara pandang, sikap, sampai pada proses pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan individual tanpa diskriminasi.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Penulis: Balqis Fallahnda