Menuju konten utama
Debat Pilpres 2024 ke-5

Arti Komersialisasi Budaya yang Disinggung di Debat Pilpres ke-5

Komersialisasi budaya sempat disinggung dalam Debat Pilpres ke-5 pada Minggu (4/2/2024). Lalu apa itu komersialisasi budaya?

Arti Komersialisasi Budaya yang Disinggung di Debat Pilpres ke-5
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (tengah) menyampaikan pandangannya disaksikan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kiri) dan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kanan) saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

tirto.id - Komersialisasi budaya sempat dibahas dalam salah satu segmen di Debat Capres 2024 Kelima, pada Minggu malam 4 Februari 2024, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat. Lalu apa arti dan maksud dari komersialisasi budaya?

“Budaya akan tumbuh berkembang dalam komunitas responsif, yakni tiap individu memiliki ruang kebebasan berkreasi dan tanggung jawab sosial, undang-undang pemajuan kebudayaan telah terdistorsi oleh birokratisasi dan komersialisasi budaya,” ucap moderator Debat Capres 2024 ke-5, Dwi Anggia

“Pertanyaannya, apa pandangan dan sikap paslon terhadap komersialisasi budaya dan proses destruktif terhadap tumbuhnya kebudayaan yang responsif?” imbuhnya.

Secara sederhana, komersialisasi budaya adalah tindakan komersil atau proses pengambilan keuntungan dari sisi ekonomi yang dikenakan saat menikmati suatu budaya. Komersialisasi budaya umum terjadi dalam dunia pariwisata, seperti pertunjukan tari dan hasil kerajinan budaya.

Indonesia sebagai sebuah negara yang besar dan dengan masyarakat yang beraneka suku bangsa, tentu saja memiliki potensi sangat besar dari sisi seni dan budaya.

Arah industri pariwisata yang berakar dari kearifan seni dan budaya lokal dapat berperan memutar roda ekonomi dan bahkan menjadi salah satu sumber untuk mendatangkan devisa.

Tentu saja industri pariwisata berbasis budaya memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan industri lain, yang mungkin bergantung kepada bahan baku yang terbatas. Oleh karenanya pelestarian budaya dan jati diri bangsa menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

“Budaya adalah karakter bangsa. Tanpa kita membanggakan menghormati melestarikan budaya kita sendiri, kita hilang jatidiri kita sebagai bangsa. Semua bidang harus kita bantu, kita lindungi. Kami Prabowo-Gibran, merencanakan ada dana abadi budaya untuk memberi dukungan dorongan untuk semua aktor pelaku budaya kita,” tegas Prabowo Subianto (capres nomor 2).

“Birokrat itu cukup fasilitasi saja, dan para pelaku seni budayawan, dialah yang mengerjakan. Maka budaya akan tumbuh, dan pemerintah akan bisa melihat bagaimana proses kreatif itu berjalan,” jelas Ganjar Pranowo (capres nomor 3)

“Kekayaan Indonesia adalah justru pada kebudayaan. Dan kebudayaan bukan satu sektor pembangunan, tapi justru seluruh kegiatan pembangunan ini tujuannya adalah membangun kebudayaan. Karena itu yang harus dikerjakan pemerintah adalah menciptakan ekosistem yang sehat, sehingga para budayawan bisa memunculkan ekspresinya,” jelas Anies Baswedan (capres nomor 1).

Debat Capres 2024 Kelima mengusung tema besar: Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.

Debat Capres 2024 terakhir dipandu oleh Andromeda Mercury dan Dwi Anggia sebagai moderator debat. Keduanya merupakan jurnalis TVOne.

Debat Capres 2024 kelima pada malam ini sekaligus menjadi debat capres terakhir atau penutup rangkaian Debat Pilpres 2024, yang sudah digelar sejak 12 Desember 2023 lalu.

Melalui deretan event debat tersebut masyarakat yang sudah memiliki hak pilih diharapkan bisa memahami dengan lebih jelas soal visi, misi, serta program kerja para paslon yang bakal mengikuti kontestasi Pemilu 2024.

Jadwal Pemilu 2024 akan dihelat pada Rabu, 14 Februari 2024, dengan memilih: Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD (provinsi), dan anggota DPRD (kabupaten/kota).

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Politik
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Iswara N Raditya