tirto.id - Al Majid artinya salah satu nama Allah sebagai perwujudan kebesaran dan kemuliaan-Nya. Nama tersebut mencakup segala kesempurnaan tidak batas yang tidak bisa ditandingi oleh makhluk apa pun. Apa arti Al Majid beserta dalil dan hikmahnya?
Al-Maajid memiliki kesetaraan seperti asmaulhusna lainnya. Saat mengucap dan merenungi lafal Ya Majid artinya seorang mukmin semestinya yakin dengan nama dan sifat yang melekat pada-Nya. Dengan demikian, ia akan semakin meresapi makna keagungan Allah dan memunikan ketauhidannya.
Nama AllahAl-Maajid disebutkan dalam beberapa tempat di ayat Al-Qur'an. Allah yang memberikan nama untuk-Nya sendiri dan kewajiban bagi umat Islam untuk mengimaninya sebagai bagian dari tauhid asma' wa shifat.
Makna Asmaul Husna Al-Maajid Yang Maha Mulia
AsmaulhusnaAl Majid artinya yaitu Yang Maha Mulia. Al-Maajid berasal dari kata majada-yamjudu-majdan yang berarti mulia, tinggi, atau mencapai batas maksimal.
Akar kata Al-Maajid dalam bahasa Arab Klasik memiliki beberapa arti lain seperti menjadi mulia, bermartabat, mulia dan terhormat untuk dipuji, ditinggikan, luhur terbuka, berlimpah, dan sangat murah hati. Dengan demikian, Al-Maajid secara bahasa mempunyai makna kemuliaan yang sempurna, atau kelimpahan dan keluasan.
Adapun dalam konteks sebagai asmaulhusna, Al-Maajid Yang Maha Mulia artinya bisa menunjukkan banyak sifat sekaligus. Syekh Abdul Razzaq Al-Badr dalam Fiqhul Asma Al-Husna menyebutkan, Al-Maajid bermakna Allah memiliki sifat-sifat yang luas, termasuk dalam perkara keagungan, banyaknya sifat yang dimiliki sampai kemuliaan.
Allah Yang Maha Mulia terletak pada zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Tiada kemuliaan dan keagungan yang sempurna, kecuali hanya Allah. Dia yang paling layak dihormati ketimbang para wali-Nya dan hamba-hamba pilihan-Nya.
Dalil tentang Asmaulhusna Al-Maajid di Al-Qur'an dan Hadis
Asmaulhusna Al-Maajid ditemukan dalilnya dalam Al-Qur'an dan hadis. Dalil tersebut menyebutkan tentang Allah Yang Maha Mulia sebagai berikut:
1. Surah Al Buruj ayat 12-16
اِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيْدٌ ۗ – ١٢اِنَّهٗ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيْدُۚ - ١٣وَهُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُۙ - ١٤ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدُۙ - ١٥فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُۗ - ١٦"Innahụ huwa yubdi`u wa yu’īd. wa huwal-gafụrul-wadụd. żul-‘arsyil-majīd. fa”ālul limā yurīd. hal atāka ḥadīṡul-junụd"
Artinya: “Sungguh, azab Tuhanmu sangat keras. Sungguh, Dialah yang memulai pen-ciptaan (makhluk) dan yang menghidupkannya (kembali). Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih, yang memiliki ‘Arsy, lagi Maha Mulia, Maha Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.”(QS. Al Buruj [85]:12-16)
2. Surah Hud ayat 73
قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ - ٧٣"Qālū a ta'jabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhụ 'alaikum ahlal-baīt, innahụ ḥamīdum majīd"
Artinya: “Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.’”(QS. Al Hud [11]:73)
3. Hadis bacaan tasyahud dalam salat
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ."Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid. Wa barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid."
Artinya" “Ya Allah, berikan shalawat-Mu kepada Muhammad, dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Agung dan Mulia. Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau berkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji, Maha Agung dan Maha Mulia.” (HR. Ahmad, an-Nasai, dan Abu Ya’la. Lihat Shifat Shalat an-Nabi karya Syaikh al-Albani)
Hikmah Meneladani Asmaulhusna Al-Maajid
Hikmah mengimani asmaulhusna Al-Maajid yaitu setiap mukmin akan mengetahui dan memahami bahwa Allah azza wa jalla adalah pemilik segala keagungan dan kemuliaan. Sifat Yang Maha Mulia hanya diperuntukkan bagi-Nya dengan berbagai sifat-sifat keagungan lainnya.
Inilah yang membuat Allah sebagai satu-satunya Zat yang paling berhak disembah. Dia sempurna dalam segala kebaikan. Kepada-Nya pula setiap makhluk hendaknya meminta pertolongan dalam segala hal.
Apa yang bisa dilakukan makhluk dengan mengimani nama Allah Al-Maajid? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
1. Beriman tentang Allah yang mempunyai karunia sangat luas
Allah memiliki karunia yang tidak ada habisnya. Anugerah-Nya ini diberikan pada hamba yang beriman dan kaum kafir sekaligus. Jika semua keluasan Allah tersebut ditakar, niscaya tidak akan ada yang bisa menghitungnya.وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا
Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34)
2. Membaca Al-Qur'an sebagai bentuk mengagungkan-Nya
Tilawah Al-Qur'an merupakan salah satu cara memuliakan dan mengagungkan Allah. Kitab suci ini bisa dibaca kapan pun dari pagi sampai malam. Dalam Al-Qur'an banyak sekali bacaan yang memuliakan Allah.3. Mengingat Allah dengan zikir
Cara memuliakan Allah selanjutnya yaitu memperbanyak mengingat-Nya. Misalnya dengan membaca zikir dengan berbagai lafal yang dituntunkan. Seorang muslim dapat membaca hamdalah, tasbih, hauwalah, basmalah, hamdalah, istigfar, sampai berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat.Orang-orang yang berzikir telah melakukan amalan mulia, termasuk sebagai upaya mengagungkan Allah. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari orang-orang yang berzikir. Ketika mereka menemukan suatu kaum yang berzikir kepada Allah, mereka memanggil satu sama lain, ‘Mari menuju tujuan kita!’ Maka, mereka mengelilingi mereka dengan sayap-sayap mereka hingga ke langit dunia. Kemudian Allah bertanya kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-hamba-Ku?’ Malaikat menjawab, ‘Mereka memuji-Mu, membesarkan-Mu, memuliakan-Mu, dan mengagungkan-Mu.’ Allah berfirman, ‘Bagaimana jika mereka melihat-Ku?’ Mereka berkata, ‘Jika mereka melihat-Mu, niscaya mereka akan lebih beribadah kepada-Mu, lebih memuliakan-Mu, dan lebih banyak bertasbih kepada-Mu’ … Hingga Allah berfirman, ‘Aku bersaksi kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Kemudian seorang malaikat berkata, ‘Di antara mereka ada seorang yang bukan bagian dari mereka. Ia hanya datang untuk suatu keperluan.’ Allah berfirman, ‘Mereka adalah kaum yang tidak membuat celaka orang yang duduk bersama mereka.’” (HR. Bukhari, 11: 208-209)
Tirto menyediakan beragam bacaan keagamaan Islam tentang asmaulhusna yang dapat dijadikan referensi. Kumpulan artikelnya dapat ditemukan di sini:
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar
Masuk tirto.id







































