Menuju konten utama

Arti 1312 dalam Kasus Band Sukatani dan Lagu Bayar Bayar Bayar

Arti 1312 dalam Kasus Band Sukatani dan lagu "Bayar Bayar Bayar" erat kaitannya dengan akronim ACAB yang sering digunakan untuk protes pada oknum Polisi.

Arti 1312 dalam Kasus Band Sukatani dan Lagu Bayar Bayar Bayar
Ilustrasi ACAB 1312. tirto.id/iStockphoto

tirto.id - Viralnya Grup Band Sukatani dengan lagunya berjudul “Bayar Bayar Bayar” diikuti dengan viral juga kombinasi angka “1312”. Ada makna tersembunyi dan kaitan kombinasi angka “1312” dengan lagu “Bayar Bayar Bayar” milik Band Sukatani.

Bank Sukatani membuat video permintaan maaf yang ditujukan kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo karena lagu “Bayar Bayar Bayar” yang mereka ciptakan dan nyanyikan ditengarai menyindir instansi Kepolisian.

Grup Band Sukatani memberikan penjelasan jika sebenarnya lagu tersebut ditujukan pada para oknum Polisi, bukan untuk semua Polisi. Namun, mereka memilih untuk menarik lagu “Bayar Bayar Bayar” dari semua platform musik.

Arti 1312 dalam Kasus Band Sukatani dan Lagu Bayar Bayar Bayar

Menanggapi video permintaan maaf tersebut, banyak penggemar Band Sukatani yang meninggalkan komentar di akun Instagram mereka, @sukatani.band. Uniknya, kebanyakan mereka menyematkan kombinasi angka “1312” juga di komentar mereka.

“1312! STAY TRUE SUKATANI,” tulis akun @phopira.

“Tetap semangat. Sukatani Selamanya! 1312,” dukung akun @rickysiahaan.

Lantas apa arti 1312 sebenarnya? 1312 adalah sebuah kombinasi angka yang merujuk pada ACAB.

  • 1: A
  • 3: C
  • 1: A
  • 2: B
ACAB sendiri adalah sebuah akronim dari “All Cops Are Bastards” yang berarti “Semua Polisi adalah Bajingan”. Istilah ini digunakan masyarakat untuk menunjukkan kekecewaan pada oknum Kepolisian. 1312 dan ACAB dipandang cocok dengan lirik lagu “Bayar Bayar Bayar” yang menyoroti perilaku oknum Polisi yang mencoba untuk menyelesaikan segala hal dengan uang.

Penggunaan ACAB memang sudah dilarang di seluruh dunia. Jadi, "1312" secara langsung mewakili "ACAB" namun lebih halus, khususnya pada situasi yang lebih sensitif.

Band Sukatani Tarik Lagu Bayar Bayar Bayar, Ada Represi?

Ditariknya lagu “Bayar Bayar Bayar” oleh Band Sukatani ditambah dengan adanya video permintaan maaf mereka kepada Kapolri, membuat publik bertanya-tanya, apakah sudah terjadi represi atau penekanan pada mereka?

Dugaan itu dikemukakan massa Aliansi Jogja Memanggil saat menggelar unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung pada Kamis, 20 Februari kemarin.

"Saya di sini tidak akan berorasi. Saya hanya akan menyuarakan Sukatani yang jadi korban represi, mereka kena represi," ujar salah satu peserta aksi tersebut, dikutip CNN Indonesia Kamis (20/2).

Sebelum kasus Lagu “Bayar Bayar Bayar” milik Band Sukatani mencuat, sudah ada dua insiden yang dianggap menghalangi kebebasan berkreasi rakyat. Insiden itu adalah

1. Diberedelnya karya seniman Yos Suprapto.

Beberapa lukisan Yos Suprapto dilarang dipajang dalam pameran lukisan tunggal dengan bertema "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" pada Desember 2024 kemarin.

2. Penggembokan Pertunjukan Kelompok Teater Payung Hitam

Pertunjukan Kelompok Teater Payung Hitam yang berjudul “Wawancara dengan Mulyono” sedianya akan digelar pada 15 dan 16 Februari 2026 di Studio Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Namun pertunjukan tersebut batal digelar karena ruangannya digembok.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Prihatini Wahyuningtyas & Dipna Videlia Putsanra