tirto.id - Pernyataan viral dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal peluru karet tersebar luas di media sosial pada Sabtu (30/8).
Dalam penyataannya itu, secara tegas Listyo memerintahkan jajarannya untuk menembak dengan peluru karet apabila ada massa yang menyerang ke Mako Brimob.
"Kalau sampai masuk ke asrama tembak dulu. Kalian punya peluru karet, tembak. Paling tidak kakinya, tidak usah ragu-ragu," kata Listyo dalam penyataannya yang viral tersebut.
Polda Metro Jaya tak menanggapi secara pasti mengenai perintah penggunaan peluru karet tersebut.
Saat ditemui wartawan di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (31/8), Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi tak merespons secara detail pertanyaan wartawan terkait hal tersebut.
Dia hanya menegaskan bahwa pihaknya selalu mengambil tindakan sesuai standar operasi prosedur (SOP).
"Ada tahapan-tahapannya. Jadi saya tidak merespon itu, tapi upaya-upaya itu ada tahapan-tahapannya. Ada SOP-nya," kata Ade, dikutip Antaranews.
Apa itu Peluru Karet?
Peluru karet dan peluru tajam punya perbedaan mendasar, yaitu bahan pembuatan. Peluru karet, seperti namanya, terbuat dari karet, sementara peluru tajam berasal dari logam kuningan.
Peluru, baik terbuat dari plastik, karet maupun material lain seperti metal yang dibalut kain dianggap sebagai senjata yang tidak mematikan dan biasanya digunakan untuk mengontrol massa saat demonstrasi.
Peluru-peluru tersebut biasanya ditembakkan dengan proyektil, yaitu alat untuk menembakkan peluru. Pada umumnya peluru ditembakkan di area tungkai ke bawah.
Ahli berpendapat peluru semacam itu, seharusnya tidak dipakai untuk mengamankan massa, karena dapat menyebabkan kematian, meskipun disebut hanya melumpuhkan.
"Temuan kami mengindikasikan senjata-senjata ini memiliki potensi menyebabkan luka serius dan kematian," kata salah seorang ahli, sebagaimana dilansir The Guardian.
Peluru yang ditembakkan dengan proyektil dalam jarak dekat dapat menyebabkan luka parah. Faktor jarak tembak berperan penting dalam menimbulkan luka atau tidak.
Apakah Peluru Karet Berbahaya?
Peluru karet awalnya ditemukan pada 1970-an oleh Kementerian Pertahanan Inggris untuk menghadapi kerusuhan di Irlandia Utara.
Menggunakan peluru karet tidak kalah berbahaya terutama jika mengenai bagian tubuh yang vital. Beberapa bagian tersebut adalah torso (dada dan organ perut) serta mata yang lembut.
Sejalan dengan itu, dilansir Business Insider, Dr. Jose Torradas, juru bicara American College of Emergency Physicians mengatakan peluru karet bisa menyebabkan banyak hal mulai dari patah tulang hingga kematian.
Peluru karet bisa mengakibatkan beberapa luka yang dikelompokkan menjadi luka ringan dan sedang. Luka ringan terjadi jika peluru karet gagal menembus kulit mengakibatkan memar, kulit rusak dan lecet.
Sementara itu, luka sedang bisa mengakibatkan terkilir jika mengenai ligamen, peluru juga bisa mengakibatkan luka terbuka yang membutuhkan jahitan jika menembus kulit.
Tidak hanya itu, terdapat luka lain yang bisa diakibatkan peluru karet seperti keretakan, luka mata, kebutaan serta cidera organ lain seperti otak, saraf, otot dan organ.
Penanganan Tertembak Peluru Karet
Jika secara sengaja atau tidak sengaja menjadi korban peluru karet maka dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Hal ini bisa mengurangi efek cedera. Beberapa hal yang bisa dilakukan yakni:
- Jika Anda memiliki luka yang dangkal, bersihkan dengan sabun dan air.
- Oleskan salep antibiotik untuk mengurangi risiko infeksi.
- Jika luka berdarah maka tutupi dengan kain bersih dan berikan tekanan kuat selama 5 hingga 10 menit untuk memperlambat pendarahan.
- Jika luka terus mengeluarkan darah bisa tambahkan kain baru. Jangan melepas kain pertama, karena dapat mengganggu pembekuan.
- Usahakan tetap tenang dan jangn beraktivitas berlebihan hal itu dapat meningkatkan pendarahan.
- Hindari menggosok luka.
- Jaga agar luka tetap tertutup dengan perban bersih.
Penulis: Rachma Dania
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































