tirto.id - Aksi demonstrasi massa pada Jumat, 29 Agustus 2025 terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Pasca aksi 29 Agustus, demo lanjutan berpotensi digelar pada Senin (1/10/2025).
Unjuk rasa yang digelar pada Jumat tersebut merupakan respons atas meninggalnya seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan karena dilindas mobil rantis milik satuan Brimob.
Imbas insiden itu, kerusuhan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Di Jakarta, kerusuhan terpusat di tiga tempat, yakni Markas Brimob di Kwitang, Mapolda Metro Jaya, dan Gedung DPR RI.
Di Yogyakarta dan Semarang, kericuhan juga terjadi di Mapolda masing-masing daerah. Di Bandung, unjuk rasa digelar di depan DPRD Jawa Barat. Sementara di Solo, unjuk rasa terjadi di Markas Brimob Surakarta.
Pada Jumat, kericuhan di Jakarta terjadi sejak sore hingga malam. Hingga artikel ini ditulis, massa aksi masih berkumpul di sejumlah titik lokasi, seperti Gedung DPR RI dan Markas Brimob Kwitang.
Sejak Jumat petang, gerbang Gedung DPR RI di Senayan jebol, sejumlah massa kemudian merangsek masuk ke halaman Kompleks Parlemen.
Sementara itu, di Markas Brimob di Kwitang, massa yang didominasi pengemudi ojol saling serang dengan aparat kepolisian.
Di Mapolda Metro Jaya massa aksi membakar halte bus Transjakarta yang berada di dekat markas polisi itu.
Info Demo Susulan Usai Aksi 29 Agustus 2025
Unjuk rasa 29 Agustus yang meluas di sejumlah wilayah di Indonesia kini berpotensi diikuti demonstrasi susulan. Di Yogyakarta, aksi massa susulan sudah direncanakan.
Rencana demonstrasi massa di Yogyakarta itu dicanangkan oleh Aliansi Jogja Memanggil pada Jumat (29/8). Sebelum melangsungkan aksi solidaritas bagi almarhum Affan Kurniawan di Mapolda DIY, aliansi terlebih dahulu mencanangkan aksi lanjutan.
Aksi lanjutan itu direncanakan membawa enam tuntutan. Pertama, usut tuntas kasus kekerasan aparat, baik kematian Affan Kurniawan di Jakarta, tragedi Kanjuruhan di Malang, hingga penembakan Gamma di Semarang.
Kedua, reformasi total kepolisian RI, termasuk mendesak Kapolri Listyo Sigit dicopot.
Ketiga, menuntut pemerintah untuk menerapkan pajak progresif kepada orang kaya dan membatalkan kenaikan PBB. Keempat, menghentikan program Makan Bergizi Gratis dan memangkas anggaran pertahanan-keamanan untuk dialihkan pada pendidikan.
Kelima, menghentikan kebijakan absolutisme struktur pemerintahan dan militerisasi ruang sipil.
Keenam, menuntut turunnya Prabowo-Gibran beserta Kabinet Merah Putih dan DPR RI, serta mengesahkan RUU perampasan aset.
Demonstrasi ini direncanakan digelar pada Senin (1/10) mendatang di Malioboro. Menurut Humas Aliansi Jogja Memanggil, Bung Koes, aksi massa pada Senin tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari aksi serentak nasional.
Sementara itu, seruan menggelar aksi serentak secara nasional juga dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Hal ini diumumkan melalui kanal Instagram @bemsi.official pada Jumat.
Dalam seruan tersebut, rencana aksi serentak akan dilakukan pada Senin, sebagaimana di Yogyakarta. Dalam unggahan itu, titik aksi akan dilakukan di Mabes Polri (Jakarta) dan Polda masing-masing daerah.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id

































