Menuju konten utama

Apa Itu No Buy Challenge 2025, Tujuan, dan 8 Cara Melakukannya

No Buy Challenge 2025 saat ini sedang tren di TikTok. Sebenarnya apa itu No Buy Challenge 2025 dan bagaimana cara menerapkannya?

Apa Itu No Buy Challenge 2025, Tujuan, dan 8 Cara Melakukannya
Ilustrasi No Buy Challenge 2025. foto/istockphoto

tirto.id - No Buy Challenge 2025 sedang menjadi tren di kalangan para pengguna TikTok. Tantangan ini menjadi ramai diperbincangkan karena bertepatan dengan kenaikan PPN 12% yang akan diterapkan tahun 2025. Lantas, apa sebenarnya No Buy Challenge 2025 dan bagaimana cara melakukannya?

No Buy Challenge 2025 merupakan sebuah tantangan yang berkomitmen untuk tidak membeli barang-barang non-esensial sepanjang tahun 2025.

Tujuan tantangan ini adalah untuk mengurangi konsumsi berlebihan, menghemat uang, dan mempromosikan gaya hidup minimalis. No Buy Challenge 2025 mendorong individu untuk fokus pada kebutuhan dasar dan lebih fokus pada kebutuhan yang benar-benar penting.

Tantangan ini juga membantu untuk berpikir lebih bijak sebelum membeli dan mengurangi pola konsumsi yang tidak perlu. Dengan membeli lebih sedikit barang baru, No Buy Challenge 2025 juga dapat mengurangi sampah dan jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksi dan pengiriman barang.

Selain itu, No Buy Challenge 2025 ini mendorong untuk mengurangi kepemilikan barang dan fokus pada kualitas, bukan kuantitas, yang dapat membawa kedamaian dan kebahagiaan jangka panjang.

Dengan mengontrol pengeluaran, Anda yang mengikuti No Buy Challenge 2025 ini akan menjadi lebih kreatif dalam menggunakan barang yang sudah dimiliki dan dapat mengelola keuangan yang lebih sehat.

Cara Menerapkan No Buy Challenge 2025

Mengikuti No Buy Challenge 2025 tentu tidaklah mudah, apalagi jika harus melakukannya sepanjang tahun. Namun No Buy Challenge 2025 bukanlah hal yang tidak mungkin jika Anda mengetahui cara menerapkannya dengan baik.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan No Buy Challenge 2025 antara lain sebagai berikut:

1. Evaluasi Kebutuhan dan Keinginan

Anda perlu melakukan identifikasi barang yang benar-benar dibutuhkan dan bedakan dengan keinginan. Hal ini membantu menghindari pembelian secara impulsif.

2. Buat Daftar Barang yang Tidak Akan Dibeli

Tentukan barang-barang yang tidak akan dibeli selama setahun, seperti pakaian baru, gadget, atau perabot rumah tangga yang tidak mendesak. Hal ini membantu fokus pada kebutuhan yang lebih penting.

3. Rencanakan Pengeluaran

Buat anggaran bulanan untuk kebutuhan pokok dan alokasikan dana yang biasanya digunakan untuk pembelian barang-barang non-esensial ke tabungan atau bahkan investasi.

4. Kurangi Godaan Belanja

Hapus aplikasi belanja online atau berhenti mengikuti akun sosial media yang sering mempromosikan barang-barang yang menggoda untuk dibeli. Ini akan membantu mengurangi godaan belanja impulsif.

5. Gunakan Barang yang Ada

Gunakan barang-barang yang telah Anda punya dan jangan menjadikannya alasan untuk membeli barang baru. Misalnya, untuk skincare, jangan beli skincare baru sampai skincare yang sedang dimiliki habis terpakai.

6. Memasak di Rumah

Membeli makanan di luar rumah apalagi di kafe atau restaurant, tanpa disadari akan menghabiskan banyak uang yang sebenarnya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting. Memasak di rumah adalah salah satu cara yang tepat untuk berhemat.

7. Cari Kegiatan Baru

Alihkan keinginan belanja dengan mencari kegiatan lain yang bermanfaat seperti membaca, berjalan kaki, berlari, nonton film, main game, atau menikmati waktu bersama keluarga dan teman di rumah.

8. Membersihkan Rumah Secara Berkala

Luangkan waktu untuk merawat barang-barang yang sudah dimiliki. Bisa juga melakukan declutter dengan membersihkan barang yang tidak lagi terpakai. Menata ulang dan mengatur barang-barang dapat menanamkan apresiasi baru terhadap apa yang sudah ada. Anda mungkin akan menemukan sesuatu yang sudah lama tidak diminati dan bisa saja akan menyukainya lagi.

Baca juga artikel terkait VIRAL TIKTOK atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Dhita Koesno