tirto.id - Rahajeng rahina Kuningan merupakan kata atau ucapan yang kerap diungkap umat Hindu Bali dalam perayaan Hari Raya Kuningan. Ucapan tersebut menjadi simbol harapan atas keselamatan. Kendati demikian, sejumlah orang masih tidak tahu arti dari Rahajeng Rahina Kuningan.
Setiap 6 bulan sekali atau 21 hari dalam penanggalan Saka, umat Hindu di Bali akan memperingati Hari Raya Galungan. Perayaan ini dilakukan untuk memperingati terciptanya alam semesta sekaligus peristiwa kemenangan kebenaran (dharma) dalam melawan kejahatan (adharma).
Setelah 10 hari semenjak pelaksanaan Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali juga akan mengadakan perayaan Hari Raya Kuningan. Kegiatan Hari Raya Kuningan bukan perayaan berbeda, namun termasuk dalam rangkaian Hari Raya Galungan.
Hari Raya Kuningan di Bali dilakukan untuk memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa, roh-roh suci serta pahlawan dharma yang berjasa dalam membentuk akhlak manusia menjadi luhur.
Apa Arti dari Rahajeng Rahina Kuningan?
Dalam tradisi Kuningan, masyarakat Hindu Bali kerap memberikan ungkapan "Rahajeng Rahina Kuningan" kepada sesama. Ungkapan yang berasal dari bahasa Bali itu, terdiri atas tiga kata.
- Pertama, Rahajeng yang berarti selamat, sentosa, atau sejahtera.
- Kedua, Rahina mempunyai arti hari atau siang.
- Ketiga, Kuningan merujuk pada nama perayaan dalam kepercayaan Hindu Bali tersebut.
Berikut adalah 10 contoh ucapan dengan "Rahajeng Rahina Kuningan":
- "Rahajeng Rahina Kuningan, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan keberkahan dan kedamaian bagi kita semua."
- "Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga hari suci ini membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi keluarga kita."
- "Selamat Hari Kuningan, Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga kita senantiasa diberkati dengan ketenangan dan kebijaksanaan."
- "Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga segala doa dan harapan kita pada hari yang suci ini dikabulkan oleh Sang Hyang Widhi."
- "Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga kehidupan kita dipenuhi dengan kemakmuran dan kebahagiaan, seperti sinar suci di Hari Kuningan."
- "Selamat Hari Kuningan, Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga kita semua selalu diberkati dengan kesejahteraan dan ketenangan jiwa."
- "Rahajeng Rahina Kuningan, semoga hari yang suci ini memperkuat rasa syukur dan kebersamaan di antara kita."
- "Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga berkah dari Ida Sang Hyang Widhi selalu menyertai langkah kita dalam kehidupan."
- "Selamat merayakan Hari Kuningan, Rahajeng Rahina Kuningan! Semoga damai dan kebahagiaan selalu hadir di hati kita."
- "Rahajeng Rahina Kuningan, semoga kita selalu mendapatkan perlindungan dan petunjuk dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam setiap langkah."
Rangkaian Kegiatan Tradisi Galungan dan Kuningan yang Penuh Makna
Ada sejumlah rangkaian kegiatan dalam Hari Raya Galungan dan Kuningan. Rangkaian kegiatan tersebut mempunyai makna tersendiri yang berarti bagi masyarakat Hindu Bali. Berikut ini sejumlah rangkaian kegiatan tradisi Galungan dan Kuningan:
1. Tumpek Wariga
25 hari sebelum Hari Raya Galungan, terdapat tradisi Tumpek Wariga yakni menghaturkan banten (sesaji) berupa bubuh (bubur) sumsum berwarna. Pada hari Tumpek Wariga, seluruh pohon disirami air suci (tirta wangsuhpada), lalu diberi sesaji bubuh disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh, dan diisi sasat.Pemilik pohon selanjutnya mengelus atau menggetok batang pohon seraya berharap, pohon dapat segera berbuah untuk upacara Hari Raya Galungan. Di sisi lain, 10 hari setelah Hari Raya Galungan dan mendekati Hari Raya Kuningan, mereka juga melakukan Tumpek Kuningan untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan, dan tuntunan lahir-batin kepada para Dewa dan Pitara.
2. Upacara Mererebu
Pada hari Kamis, Wage Wuku Sungsang, masyarakat Hindu Bali akan melakukan Sugihan Jawa melalui upacara Mererebu atau Mererebon. Upacara ini bertujuan menetralisir sesuatu yang negatif di luar diri manusia (Bhuana Agung) yaitu Merajan dan Rumah.3. Sugihan Bali
Pada Jumat Kliwon Wuku Sungsang, giliran masyarakat Hindu Bali melakukan Sugihan Bali atau pembersihan diri. Adapun bentuk pembersihan ini dilakukan dengan mandi untuk menyongsong Hari Raya Galungan.4. Hari Penyekeban
Pada Minggu Pahing Wuku Dungulan, masyarakat Hindu Bali akan mengekang diri untuk tidak melakukan tindakan yang dilarang agama.5. Hari Penyajan
Pada Senin Pon Wuku Dungulan, masyarakat Hindu Bali akan merayakan Hari Penyajan untuk memantapkan diri sebelum Hari Raya Galungan.6. Hari Penampahan
Sehari sebelum Hari Raya Galungan pada Selasa Wage Wuku Dungulan, masyarakat Hindu Bali akan membuat penjor. Pembuatan penjor menjadi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang telah diberikan selama ini. Dalam menyambut Hari Raya Kuningan yakni pada Jumat Wage Wuku Kuningan, mereka juga melakukan Penampahan Kuningan. Tradisi ini menyembelih atau memotong hewan ternak sebagai simbol pemangkasan sifat-sifat buruk dalam diri.Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani