Menuju konten utama

Kenapa Disebut Hari Raya Kuningan dan untuk Memperingati Apa?

Kenapa disebut Hari Raya Kuningan? Penjelasan arti istilah "kuningan" dalam hari suci umat Hindu Bali yang dirayakan pada Sabtu (9/3/2024).

Kenapa Disebut Hari Raya Kuningan dan untuk Memperingati Apa?
Umat Hindu bersembahyang bersama saat Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan, Denpasar, Bali, Sabtu (12/8/2023). Umat Hindu melakukan persembahyangan di berbagai pura di Pulau Bali untuk merayakan Hari Raya Kuningan sebagai rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan "Dharma" (kebenaran) melawan "Adharma" (kejahatan). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

tirto.id - Umat Hindu Bali akan merayakan Hari Raya Kuningan pertama tahun ini pada Sabtu, 9 Maret 2024. Kuningan merupakan Hari Raya umat Hindu yang dirayakan dua kali dalam setahun. Hari Raya Kuningan kedua akan dirayakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024.

Hari suci bagi umat Hindu Bali ini dirayakan setiap hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Menurut perhitungan kalender Bali, ini terjadi setiap 210 hari. Tepatnya, sepuluh hari setelah hari raya Galungan.

Untuk merayakan Hari Raya Kuningan, umat Hindu di Bali akan mendapatkan dispensasi libur khusus Hari Raya Suci Hindu. Dispensasi libur tersebut tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024.

Kenapa Disebut Hari Raya Kuningan?

Mungkin banyak yang penasaran mengapa hari raya umat Hindu Bali ini menggunakan kata serupa salah satu warna. Lantas, kenapa disebut Hari Raya Kuningan?

Untuk memahaminya, dapat menilik arti istilah yang digunakan. Kuningan berasal dari kata “uning” yang berarti “ingat”. Kuningan juga dapat dirujuk maknanya dari kata “kuning” yang berarti “makmur”.

Kemudian, Kuningan juga bisa diinterpretasikan sebagai “kauningan” yang memiliki arti "meningkatkan" atau "mencapai peningkatan".

Dalam konteks Hari Raya Kuningan, makna ini dapat dikaitkan dengan upaya spiritual untuk mencapai peningkatan dalam hubungan dengan roh leluhur, dewa-dewi, dan Tuhan, serta introspeksi untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moral individu.

Perayaan Kuningan juga dilaksanakan sebagai upaya untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari kekuatan negatif, yang menambah dimensi "mencapai peningkatan" dari segi spiritual dan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, istilah “kuningan” juga dapat merujuk kepada bahan logam seperti kuningan yang digunakan sebagai wadah persembahan atau banten, yang dipersembahkan kepada roh leluhur dan dewa-dewi selama perayaan ini.

Hari Raya Kuningan Memperingati Apa?

Hari Raya Kuningan adalah hari raya penting dalam kalender agama Hindu di Indonesia, khususnya di Pulau Bali. Lalu, Hari Raya Kuningan sebenarnya memperingati apa?

Mengutip laman Kementerian Agama (Kemenag) Bali,Kuningan merupakan hari raya khusus, untuk memperingati kembalinya leluhur ke stananya masing-masing setelah selama sepuluh hari sejak Galungan datang ke bumi, mendampingi keluarga.

Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali melakukan upacara keagamaan dan memberikan persembahan kepada roh leluhur mereka, serta berdoa untuk keberkahan, perlindungan, dan keselamatan bagi keluarga mereka.

Mereka juga mempersembahkan banten, yang merupakan tumpeng kecil dengan nasi yang berwarna kuning, dilengkapi berbagai jenis makanan dan bunga. Upacara ini juga melibatkan penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal dan permohonan maaf kepada mereka.

Kemudian, umat Hindu Bali juga percaya, Hari Raya Kuningan adalah hari ketika Dharma menang mengalahkan Adharma. Dengan kata lain, umat Hindu pada Hari Raya Kuningan akan merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Selain itu, pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali menggunakan momen istimewa ini untuk melakukan penyucian diri dan memperkuat ikatan dengan keluarga dan orang terdekat.

Baca juga artikel terkait KUNINGAN 2024 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya