Menuju konten utama

Hari Raya Kuningan 2023 Tanggal Berapa dan Cara Memperingatinya

Apakah Hari Raya Kuningan 2023 masuk dalam tanggal merah libur nasional dan bagaimana cara merayakannya?

Hari Raya Kuningan 2023 Tanggal Berapa dan Cara Memperingatinya
Umat Hindu bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (4/1/2023). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.

tirto.id - Hari Raya Kuningan tahun ini dirayakan sebanyak dua kali. Perayaan pertama sudah dilaksanakan pada Sabtu, 14 Januari 2023. Sedangkan Hari Raya Kuningan kedua akan dirayakan pada Sabtu, 12 Agustus 2023 dan bukan termasuk tanggal merah libur nasional.

Hari suci bagi umat Hindu Bali ini dirayakan setiap hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Menurut perhitungan kalender Bali, ini terjadi setiap 210 hari. Tepatnya, sepuluh hari setelah hari raya Galungan.

Mengutip laman Kementerian Agama(Kemenag)Bali, Kuningan merupakan hari raya khusus, ketika para leluhur setelah beberapa saat berada dengan keluarga sejak datang Hari Raya Galungan, sekali lagi disuguhkan sesajen dalam upacara perpisahan untuk kembali ke stananya masing-masing.

Jika Hari Raya Galungan adalah penyambutan leluhur, maka Hari Raya Kuningan merupakan hari perpisahan untuk para leluhur. Umat Hindu Bali merayakannya dengan suka cita.

Kemudian, umat Hindu Bali juga percaya, Hari Raya Kuningan adalah hari ketika Dharma menang mengalahkan Adharma. Dengan kata lain, umat Hindu pada Hari Raya Kuningan akan merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Selain itu, pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali menggunakan momen istimewa ini untuk melakukan penyucian diri dan memperkuat ikatan dengan keluarga dan orang terdekat.

Cara Memperingati Hari Raya Kuningan 2023

Cara umat Hindu Bali merayakan Hari Raya Kuningan 2023 adalah dengan melaksanakan rangkaian upacara Kuningan. Seperti upacara keagamaan di hari besar Hindu lainnya, peringatan Hari Raya Kuningan dimulai dengan rangkaian persiapan hingga prosesi inti.

Desy Susanti dalam studinya berjudul Makna dan Tata Cara Upcara Hari Raya Kuningan dalam Agama Hindu memaparkan Hari Kuningan dimulai sejak Tumpek Wariga disebut juga Tumpek Bubuh, pada hari ini umat memohon kepada Sanghyang Sangkara, Dewa tumbuh-tumbuhan agar menganugerahkan hasil pertanian yang berlimpah.

Setelah itu Wrespati Sungsang, hari raya Sugihan Jawa yang merupakan pensucian bhuwana agung, dilaksanakan dengan menghaturkan penyucian mererebu di Merajan, opekarangan, rumah, serta mensucikan alat-alat untuk Hari Raya Galungan.

Besoknya Sukra Kliwon Sungsang disebut hari Sugihan Bali, pada hari ini umat Hindu melaksanakan penyucian bhuwana alit, mengheningkan pikiran agar hening, heneng, dan metirta gocara.

Kemudian, Redite Paing Dungulan disebut penyekeban. Pada hari ini adalah hari turunnya Sang Kala Tiga Wisena, maka pada hari ini para wiku dan widnyana meningkatkan pengendalian diri (anyekung adnyana).

Besoknya akan digelar Soma Pon Dungulan disebut penyajaan pada hari ini tetap menguji keteguhan sebagai bukti kesungguhan melakukan peningkatan kesucian diri seperti yoga semadi.

Selanjutnya, Anggara Wage Dungulan disebut penampahan melakukan bhuta yadnya ring catur pate atau lebuh di halaman rumah, agar tidak diganggu Sang Kala Tiga Wisena.

Besoknya, Buda Kliwon Dungulan disebut Hari Raya Galungan, umat Hindu melakukan pemujaan kepada Tuhan dengan segala manifestasi-Nya.

Wrespati Umanis Dungulan disebut Manis Galungan, umat saling mengunjungi satu sama lain dan saling bermaafan. Selanjutnya, Sansicara Pon Dungulan disebut pemaridan guru pada hari ini umat melaksanakan tirta gorca, Redite Wage Kuningan disebut ulihan kembalinya Dewa dan Pitara ke khayangan.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA KUNINGAN 2023 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari