Menuju konten utama

Apa Arti "Nepalkan" dan Kenapa Viral di Sosmed?

Istilah 'Nepalkan' tiba-tiba viral di media sosial. Cari tahu apa arti sebenarnya, asal-usulnya, dan mengapa ramai dibahas warganet.

Apa Arti
Seorang pria berdiri di dekat mural dinding bergambar bendera nasional Nepal sambil memandangi puing-puing dan kerusakan di kantor polisi yang hangus terbakar di Kathmandu pada 10 September 2025. Para demonstran Nepal membakar gedung parlemen pada 9 September, sementara perdana menteri veteran mengundurkan diri, seiring dengan meluasnya gerakan protes "Gen Z" yang dipicu oleh larangan media sosial di negara Himalaya tersebut. Setidaknya 19 orang tewas dalam demonstrasi sehari sebelumnya, salah satu tindakan keras paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir yang memicu kemarahan publik. (Foto oleh PRABIN RANABHAT / AFP)

tirto.id - Setelah aksi unjuk rasa di Nepal yang diprakarsai oleh generasi muda yang menamai aksi mereka sebagai “Protes Gen Z” terbukti mampu menggulingkan rezim pemerintahan yang diduga korup, saat ini di Indonesia viral istilah “Nepalkan”. Apa artinya?

Unjuk rasa yang digelar oleh Gen Z Nepal sejak 8 September 2025 dipicu oleh kebijakan pemerintah yang memblokir puluhan platform media sosial (medsos) di negara itu.

Protes yang awalnya menuntut pembukaan blokir medsos, betul‑betul meluas dan menjadi tak terkendali, dengan tuntutan meliputi korupsi, kebijakan media sosial, dan pertanggungjawaban pemerintah.

Apa Arti “Nepalkan” dan Kenapa Viral di Sosmed?

Jika dilihat dari unggahan-unggahan di media sosial seperti TikTok dan X, netizen Indonesia menggunakan istilah “Nepalkan” yang berarti “di buat seperti Nepal”.

Yang dimaksudkan adalah netizen meminta Indonesia untuk mencontoh Nepal dalam menggulingkan tokoh-tokoh politik atau pejabat yang dianggap tidak pro rakyat, seperti yang dilakukan oleh rakyat Nepal.

Setelah viral pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih yang diduga didasari karena sang kepsek menegur anak Wali Kota Prabumulih yang datang ke sekolah menggunakan mobil, meski telah dibantah oleh H. Arlan, muncul ajakan untuk “Nepalkan” sang Wali Kota.

“Panik setelah viral. NEPALkan walikota Prabumulih atas nama H. Arlan, sampai lengser,” tulis akun X @JoppieMagai.

Tak kalah ramai, pemberitaan mengenai KPU yang memutuskan untuk merahasiakan dokumen capres dan cawapres buntut polemik ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan latar pendidikan Wapres Gibran Rakabuming yang masih berlanjut hingga saat ini.

Mendapat banyak kecaman, KPU meminta maaf dan membatalkan keputusannya itu.

“KPU akhirnya cabut aturan no.731 tahun 2025 setelah nitizen ribut. Kata @msaid_didu perlu di Nepalkan, ternyata bayang2 Nepal cukup bikin mereka ketakutan..,” ucap akun X @seringham62617.

Selain Wali Kota Prabumulih dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Bahlil Lahadalia juga mendapat ancaman “Nepalkan”. Hal ini terkait dengan kekosongan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU non Pertamina.

“Bahlil ini adalah salah satu syarat yang telah terpenuhi untuk di NEPALKAN ! Nantangin rakyat mulu dari awal masuk pemerintahan!,” cuit akun X @AnKiiim_.

Apa Penyebab Rakyat Nepal Gulingkan Pemerintah?

Awalnya rakyat Nepal memang hanya memprotes kebijakan pemerintah tentang pemblokiran media sosial. Pemerintah memandang platform medsos yang diblokir menyalahi regulasi dengan tidak melakukan pendaftaran.

Demonstran memandang itu tak hanya karena regulasi, melainkan bentuk pembungkaman media. Setelah pemerintah membuka lagi akses medsos, Gen Z merasa perjuangan mereka belum berakhir.

Unjuk rasa tetap berlangsung dengan tuntutan mengakhiri korupsi di pemerintahan Nepal. Belum lagi mereka menyoroti kehidupan mewah para keluarga pejabat Nepal yang mereka sebut dengan Nepo Kids atau Nepo Babies padahal masih banyak rakyatnya yang hidup kekurangan.

Puncaknya, Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan itu juga diambil oleh para menteri dan juga Presiden Ram Chandra Paudel.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Prihatini Wahyuningtyas
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Iswara N Raditya