Menuju konten utama

Anggota DPR: Cara Evakuasi Juliana Marins Terlalu Tradisional

Anggota DPR menilai evakuasi terhadap WNA Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juliana Marins, terlalu manual dan tradisional.

Anggota DPR: Cara Evakuasi Juliana Marins Terlalu Tradisional
Tim SAR gabungan saat melakukan evakuasi terhadap seorang pendaki yang jatuh di kawasan Gunung Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (24/6/2025). ANTARA/HO-Humas SAR Mataram/aa.

tirto.id - Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi, menyebut langkah evakuasi yang dilakukan oleh tim gabungan Basarnas dan relawan terhadap WNA Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juliana Marins, terlalu manual dan tradisional.

Dia menjelaskan, cara salah satu relawan Rinjani Squad bernama Abdul Haris Agam, yang turut membantu dalam proses evakuasi korban dengan bergelantungan menggunakan metode vertical rescue secara manual, sepenuhnya mengandalkan sistem tali.

“Bapak bayangkan, tali atau bentangan talinya itu 600 meter, Pak. Jadi narik 600 meter di dalam geografis yang luar biasa ekstrem itu memang sulit, Pak. Nah ini juga perlu perhatian, Pak, ke Basarnas menurut saya, Pak. Itu manual, Pak, digotong, Pak, ditarik ramai-ramai dari atas. Tentunya kami menghargai itu, tapi kalau menurut saya ke depan ini, Pak, itu sangat tradisional apa yang kita lakukan itu,” ucapnya dalam rapat bersama Kepala Basarnas di Ruang Rapat Komisi V DPR RI, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Serupa, anggota Komisi V lainnya juga memandang hal yang sama. Tom Liwafa menambahkan, selain caranya yang terlalu tradisional, Basarnas juga harusnya memiliki translator atau penerjemah untuk mempermudah koordinasi dengan turis asing selama di lapangan.

“Kemudian kalau misal memang harus ada peralatan khusus yang bisa mendeteksi suhu badan manusia, Pak. Karena ini berhubungan dengan media nasional, Pak,” katanya.

Selain itu, Tom juga mengingatkan pentingnya penggunaan bahasa asing dalam memberikan keterangan resmi di media sosial. Penjelasan yang baik dan dapat dimengerti oleh WNA membuat Basarnas dapat menjadi tujuan masyarakat dalam mengajukan aduan saat terjadi bencana.

Hal ini berangkat dari serbuan para warga Brasil yang menghujani laman akun Instagram resmi Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, terkait insiden di Gunung Rinjani itu.

“Sikap empati kita memang harus kita tunjukkan juga. Kalau perlu kita kasih translator di situ. Atau rilis yang bahasanya sesuai dengan bahasa mereka. Jadi seandainya publik dari Brasil atau dari negara-negara lain itu perlu klarifikasi, domain-nya itu Basarnas. Bukan ke Presiden Prabowo Subianto,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait PENDAKI GUNUNG RINJANI atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Flash News
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Anggun P Situmorang