tirto.id - Dua pabrikan mobil listrik, BYD Indonesia dan VinFast Indonesia, akan membangun pabrik produksi di wilayah Subang, Jawa Barat.
Namun, karena pembangunan tersebut dilakukan di atas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), Kementerian Pertanian (Kementan) meminta agar pabrikan mobil listrik asal Cina dan Vietnam mengganti dengan lahan lain seluas tiga kali lipat dari yang digunakan untuk membangun pabrik.
Penggantian lahan pertanian ini berlaku untuk masing-masing perusahaan.
"Tapi kebetulan di sebagian lahan itu adalah lahan persawahan, kita nanti akan selesaikan bersama dan percepat," ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).
Sementara itu, izin penggunaan lahan ini diberikan karena investasi dari pembangunan kedua pabrik ini mencapai Rp33 triliun. Namun, selain mengganti lahan pertanian, pemerintah juga menuntut agar kedua pabrikan tersebut dapat menciptakan lapangan kerja hingga 33 ribu orang.
Karenanya, untuk mendorong percepatan proses pembangunan pabrik tersebut, Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Daerah Jawa Barat berencana membentuk tim khusus.
"Ini kita harus dorong cepat, insya Allah di Kementerian Pertanian, kami akan melakukan kecepatan bila perlu membentuk tim khusus," lanjut Amran.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjelaskan kendati berstatus LP2B, namun di atas lahan tersebut sudah tidak ada lahan sawah. Namun, untuk menyelaraskan agar investasi tetap berjalan dan melindungi lahan-lahan pertanian, maka penggantian lahan pertanian menjadi syarat investasi yang harus dipenuhi BYD dan VinFast.
Hal ini pun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (PLP2B) yang bertujuan untuk melindungi dan menjaga keberlanjutan lahan pertanian pangan di Indonesia.
"Dan tadi saya mengatakan, saya mendapat rekomendasi strategis adalah mengganti 3 kali lipat. Jadi kalau ada areal LP2B namanya LP2B 200, maka nanti disiapkan 600 hektare sawah baru. Dan kalau 70, berarti 3 kali lipat 210 hektare sawah baru," kata Dedi.
Sementara itu, baik BYD maupun VinFast dimungkinkan untuk mengganti lahan pertanian di wilayah Indramayu yang berdekatan dengan Subang, Cirebon, atau di Majalengka.
"Dan kami akan melakukan itu dengan cepat dan semuanya berada di wilayah Jawa Barat. Dan dimungkinkan mungkin di wilayah Indramayu, karena lebih dekat dengan Kabupaten Subang," tambah Dedi.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































