Menuju konten utama

Alasan AFC Tolak Protes PSSI soal Wasit Indonesia vs Arab Saudi

Simak alasan AFC tolak protes PSSI soal wasit laga Indonesia vs Arab Saudi di ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Alasan AFC Tolak Protes PSSI soal Wasit Indonesia vs Arab Saudi
Wasit Kuwait Ahmad al-Ali memimpin pertandingan sepak bola Grup F Piala Asia AFC Qatar 2023 antara Kirgistan dan Oman di Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha pada 25 Januari 2024. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP)

tirto.id - AFC menolak protes yang dilayangkan PSSI terkait wasit laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi dalam ajang round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang akan terselenggara pada Kamis (9/10/2025) dini hari.

PSSI sebelumnya melayangkan protes untuk mengganti wasit asal Kuwait, Ahmed Al-Ali, yang dijadwalkan memimpin laga Indonesia vs Arab Saudi tersebut.

Protes dilayangkan karena Ahmed Al-Ali berasal dari negara regional yang sama dengan Arab Saudi selaku tuan rumah laga. Dengan demikian, PSSI mengkhawatirkan akan adanya keputusan yang berat sebelah.

Akan tetapi, protes tersebut ditolak oleh FIFA dan AFC selaku asosiasi sepakbola dunia dan regional Asia.

Penjelasan AFC Tolak Protes PSSI soal Wasit Asal Timur Tengah

Melansir Antara, penolakan FIFA-AFC perihal protes PSSI tentang wasit asal Timur Tengah dilakukan melalui surat balasan kepada PSSI.

Dalam surat itu, AFC menyatakan bahwa perangkat pertandingan yang bertugas telah dipastikan merupakan yang terbaik di bidangnya.

Menurut AFC, ofisial pertandingan Indonesia vs Arab Saudi nanti dijamin akan bertugas secara profesional dan tidak terikat konflik kepentingan.

"Afiliasi regional pertandingan tidak menimbulkan konflik kepentingan karena mereka semua adalah wasit elit AFC yang sepenuhnya terlalih dan bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik tanpa rasa takut atau pilih kasih," tulis AFC.

AFC juga menyatakan bahwa proses penunjukkan wasit Ahmed Al-Ali telah melalui proses pemilihan berdasarkan evaluasi kinerja yang komprehensif dan tunduk pada ratifikasi FIFA.

"Penunjukkan wasit untuk [laga] AQ26PO dilakukan melalui proses yang ketat dan mapan," tulis mereka.

Dengan penolakan itu, PSSI menyatakan hanya dapat pasrah dan berharap agar wasit bekerja dengan adil.

Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, mengatakan bahwa penetapan wasit juga keputusan untuk mengganti atau tidak wasit asal Kuwait itu memang kewenangan AFC. Menurutnya, dengan penolakan protes, maka PSSI kini hanya bisa menerima keputusan tersebut.

"PSSI menerima keputusan itu karena keputusan tersebut menjadi kewenangan dari AFC, kami mempercayakan seperti bagaimana balasan surat dari AFC kepada kami, kepada PSSI," kata Yunus.

Yunus juga menyatakan bahwa PSSI kini berharap agar wasit yang memimpin laga nanti dapat bekerja secara fair play dan netral.

"Tentu kita sangat berharap bahwa sportivitas, fair plays dalam pertandingan ini sangat kita nantikan ... Semoga pertandingan ini kita akan saksikan dengan penuh netralitas," katanya.

Menurut akun Instagram The ASEAN Football, Ahmed Al-Ali bukan satu-satunya ofisial pertandingan asal Kuwait dalam laga Indonesia vs Arab Saudi nanti.

Selain dirinya, terdapat pula lima wasit asal Kuwait lain yang akan mendampingi Ahmed Al-Ali sebagai wasit utama.

Para wasit asal Kuwait itu adalah asisten wasit 1 bernama Abdul Hadi Al-Anzi, asisten wasit 2 bernama Ahmed Abbas, wasit cadangan bernama Ammar Ashkanani, wasit VAR bernama Abdullah Jamali, dan asisten wasit VAR bernama Abdullah Al-Kandari.

Sebelumnya, pada 16 September lalu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengharapkan agar wasit laga Indonesia vs Arab Saudi dapat dipilih dari regional yang netral.

Menurutnya, ada beberapa pilihan regional yang bisa jadi tempat AFC memilih wasit, seperti Australia, Jepang, atau bahkan dari Eropa.

Dengan wasit yang berasal dari regional yang tak terikat dengan Indonesia maupun Saudi, diharapkan wasit tersebut dapat berlaku adil. Namun hal ini ditolak AFC.

Baca juga artikel terkait TIMNAS INDONESIA atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan