tirto.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengatakan tujuh produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) telah berkomitmen memindahkan investasinya ke Indonesia sejak 2020. Dari tujuh pabrikan tersebut, kapasitas produksi EV di dalam negeri ditargetkan mencapai 281 ribu unit per tahun.
Namun, hingga Maret lalu, total realisasi penanaman modal ketujuh perusahaan tersebut baru mencapai Rp15,4 triliun. "Jadi sudah ada 7 perusahaan, itu ada BYD, ada Citroen, ada Ioniq, ada Maxus, ada Geely, ada VinFast, dan VW," ujarnya dalam acara New Energy Vehicle Summit 2025, di SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (6/5/2025).
Realisasi investasi tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB) di Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan EV di tahun lalu meningkat hingga 151,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Tetapi rata-rata pertumbuhan per tahun dari 2019 sampai 2024, itu mencapai kurang lebih 331 persen," imbuh Rosan.
Dengan kencangnya laju adopsi tersebut, jelas Rosan, pemerintah harus bersiap memperkuat ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir. "Karena kita tidak ingin menjadi pasar saja, tentunya kita ingin menjadi pemain utama dalam pembentukan EV battery ini," ucapnya.
Targetnya, dalam lima tahun mendatang, kapasitas produksi kendaraan listrik di Indonesia bisa mencapai angka 2,5 juta unit per tahun. "Jadi itu yang sudah mulai menyatakan pemindahan dan sudah mulai berjalan. Karena kita lihat, baik produksi kendaraan listrik ini akan terus meningkat," pungkasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id






































