tirto.id - Dalam agama Islam, setiap ibadah memiliki syarat wajib yang harus dipenuhi, termasuk ibadah puasa.
Apabila seseorang tidak memenuhi syarat wajib tersebut, maka tuntutan kewajiban kepadanya pun gugur.
Menurut Syaikh Salim Samir Al-Hadhromi Asy-Syafi’i pada Kitab Safinatun Najah, salah satu syarat wajib puasa adalah baligh atau sudah dewasa. Hal ini ditandai dengan keluarnya mani bagi laki-laki dan mengalami haid bagi perempuan.
Dijelaskan dalam laman NU Online, batas usia minimal seseorang dianggap baligh adalah usia 9 tahun. Sementara bagi yang belum keluar mani atau haid, minimal ia dikatakan baligh pada usia 15 tahun.
Puasa Ramadhan adalah sebuah kewajiban termasuk bagi ibu yang menyusui karena sudah baligh. Akan tetapi, ibu menyusui diperbolehkan untuk tidak puasa selama memiliki alasan yang diperbolehkan syara'.
Dikutip dari Muhammadiyah, menurut Madzhab Syafi'i dan Hambali, puasa dapat dibatalkan apabila ibu menyusui khawatir akan kesehatan diri dan/atau anaknya.
Jika tidak berpuasa dengan alasan khawatir dengan kesehatan ibunya saja atau ibu dan anak, maka sang ibu harus melakukan qadha atau mengganti puasanya di lain hari di luar bulan Ramadhan.
Sementara jika dikhawatirkan membahayakan anaknya saja, maka ia tidak hanya berkewajiban mengganti, tapi juga harus membayar fidyah berupa satu mud makanan pokok untuk setiap hari yang ditinggalkan.
Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui
Ahmad Syafiq, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, disadur dari NU Online menyarankan bahwa ibu menyusui tetap boleh berpuasa jika buah hatinya telah berumur enam bulan.
Jika di bawah enam bulan, maka sebaiknya masih diberikan ASI secara eksklusif karena sang ibu masih membutuhkan gizi tinggi yang lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat hamil.
"Sebaiknya ibu tidak berpuasa karena kebutuhan gizi bayi sepenuhnya dari ibu," ujar Syafiq.
Apabila ibu menyusui tetap ingin berpuasa, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan.
1. Pastikan asupan makanan seimbang
Ibu menyusui yang memilih berpuasa harus mengonsumsi makanan yang seimbang dan beragam seperti sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, susu, dan buah.
Selain itu, dikutip dari UM Surabaya, ibu menyusui sebaiknya tetap makan tiga kali sehari selama bulan Ramadhan, yakni saat sahur, berbuka puasa, dan setelah shalat tarawih.
Agar gula darah tetap stabil dan tidak mudah lapar, ganti karbo simpel dengan karbo kompleks. Misalnya dengan mengganti nasi putih dengan nasi merah.
Hindari pula makanan terlalu manis, telalu pedas, tinggi lemak, makanan instan, dan minuman berkafein.
2. Penuhi cairan tubuh
Air putih harus stabil dan sekurang-kurangnya minum delapan gelas atau tiga liter per hari. Namun, dilansir dari situs Siloam Hospitals, ini bukan berarti ibu harus minum berlebihan saat sahur.
Ibu menyusui dapat menggunakan metode 2-4-2, yakni dua gelas saat berbuka, empat gelas selama periode makan malam sampai menjelang tidur, dan dua gelas lagi ketika sahur.
3. Tetap pompa ASI
Meski berpuasa, pompa ASI sebaiknya tetap dilakukan secara rutin selama dua sampai tiga jam sekali.
Pasalnya, jika tidak dipompa, ASI yang diproduksi akan menumpuk di payudara ibu dan dapat menimbulkan masalah.
4. Istirahat cukup
Usahakan untuk membatasi aktivitas fisik yang berat, terutama saat cuaca panas, agar ibu menyusui tidak mudah merasa lelah saat berpuasa. Maksimalkan waktu luang untuk beristirahat dan kurangi kegiatan di luar rumah.
5. Buka puasa dengan makanan yang hangat
Laman Dinkes Provinsi Jogja menyarankan untuk berbuka puasa dengan makanan hangat dan manis dengan pemanis yang aman.
Sebaiknya tidak langsung minum es karena bisa mengakibatkan perut kembung karena produksi asam lambung meningkat.
Manfaat Puasa bagi Ibu Menyusui
Meski sebagian orang mungkin khawatir dengan kondisi kesehatan, tapi di sisi lain puasa juga memiliki manfaat bagi ibu menyusui. Beberapa manfaat puasa bagi ibu hamil adalah sebagai berikut.
1. Mencegah penyakit
Puasa dapat mencegah penyakit yang mungkin timbul akibat pola makan yang berlebihan.
Kelebihan trigliserida dan kolesterol pada ibu menyusui dapat mempengaruhi kualitas ASI dan meningkatkan risiko penyakit pada bayi.
2. Mengurangi racun dalam tubuh
Puasa dapat membantu mengurangi toksin atau racun dalam tubuh karena asupan makanan yang mengandung kalori dan lemak dibatasi.
Hal ini dapat menghasilkan enzim antioksidan alami yang membersihkan zat-zat berbahaya dalam tubuh.
3. Mengurangi kadar kalori
Di bulan Ramadhan, setelah puasa biasanya diikuti dengan shalat Maghrib, Isya’, dan Tarawih. Hal ini dapat membantu membakar sekitar 200 kalori setiap harinya jika dilakukan secara rutin.
4. Menjaga kesehatan jantung
Dalam penelitian, ditemukan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).
Hal ini sangat penting bagi pembuluh darah dan kesehatan jantung, terutama bagi ibu menyusui yang memerlukan kestabilan jantung agar kualitas ASI yang diproduksi tetap terjaga.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno