tirto.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan 2.829 sekolah di Jakarta menjalankan pembelajaran daring usai unjuk rasa yang berakhir ricuh. Sementara itu 2.439 sekolah lainnya tetap melaksanakan pembelajaran luring pada umumnya.
“Dinas Pendidikan telah memutuskan bahwa ada 2.829 sekolah yang pembelajarannya secara daring. Kemudian, yang luring 2.439 sekolah, dan yang hybrid 346 sekolah,” kata Pramono di Balai Kota, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Pramono menyebut kebijakan ini dilakukan sebab agar proses pembelajaran di Jakarta tidak terganggu. Menurut dia, kebijakan ini akan diterapkan berdasarkan perkembangan kondisi di Jakarta.
“Kalau 1-2 hari ini kemudian semuanya sudah berjalan normal ya apa, yang work from home itu kita cabut,” ucap Pramono.
“Termasuk ada imbauan kepada swasta. Ini kami serahkan sepenuhnya kepada swasta untuk mengambil kebijakan,” sambung Pramono.
Sebagai informasi, aksi demonstrasi di sejumlah titik dimulai sejak Senin (25/8/2025). Aksi tersebut dihadiri dari sejumlah kalangan mulai dari pelajar hingga ojek online untuk menyuarakan kekecewaan masyarakat terhadap tunjangan anggota DPR.
Aksi tersebut kembali terjadi pada Kamis (28/8/2025) oleh para buruh hingga mahasiswa. Aksi tersebut awalnya kondusif berjalan secara kondusif hingga berujung ricuh pada sore hari. Terlebih, setelah kejadian yang menimpa Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis (rantis) polisi.
Masyarakat terutama para ojek online turun ke jalan untuk menunjukkan kemarahan terhadap pihak kepolisian yang telah menyebabkan kematian terhadap Affan.
Pada Jumat (29/8/2025), para pengemudi ojol kemudian melanjutkan aksi demonstrasinya dan kini menyasar Polda Metro Jaya dan Mako Brimob Kwitang. Tuntutan mereka adalah meminta keadilan terhadap pelaku penabrak Affan dan memprotes tindakan kekerasan keterlaluan yang dilakukan polisi saat mengawal demonstrasi.
Eskalasi tersebut terus naik hingga sore hari bahkan menjelang dini hari. Tak hanya di Jakarta, aksi demonstrasi dan berujung bentrok juga terjadi di beberapa kota di Indonesia.
Massa pun mulai membakar sejumlah gedung seperti gedung DPRD dan Markas Kepolisian Daerah, serta berbagai fasilitas umum seperti halte dan stasiun. Sementara pihak kepolisian terus berupaya membubarkan massa menggunakan gas air mata.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































