tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengatakan bahwa 1.562 pekerja dan warga di kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal ini dilakukan setelah adanya temuan paparan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Paparan Cs-137 dalam dosis tinggi diketahui dapat menumpuk di jaringan tubuh dan menimbulkan dampak serius bagi kesehatan, termasuk gangguan pada sumsum tulang dan organ vital.
Zulhas menekankan bahwa pemeriksaan tersebut dilakukan secara menyeluruh untuk mengetahui dampak radiasi terhadap masyarakat sekitar. Namun dari ribuan orang yang diperiksa, hanya sembilan pekerja pabrik yang menunjukkan indikasi paparan radiasi.
"Sembilan orang sudah ditangani oleh Kementerian Kesehatan Bahkan sudah diberi obat khusus dan baju (yang digunakan saat terpapar) sudah diganti juga," kata Zulhas saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Pemerintah pun telah mendatangkan obat khusus dari Singapura untuk digunakan sebagai penanganan sembilan pekerja tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada dampak kesehatan serius bagi pekerja maupun masyarakat sekitar Cikande.
"Telah dilakukan pemeriksaan terhadap tadi 1562 pekerja dan masyarakat, tidak menimbulkan dampak serius. (Selain itu) tidak menimbulkan dampak serius pada 9 orang tadi (yang terpapar)," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Staf Ahli Kemenko Pangan Bara Khrishna Hasibuan mengungkapkan hasil investigasi awal terkait paparan radiasi dari zat berbahaya Cesium-137 (Cs-137), yang terkandung dalam produk udang.
Bara menyatakan bahwa sumber kontaminasi tersebut berasal dari pabrik baja PT Peter Metal Technology (PMT) di kawasan industri Cikande, yang memproduksi besi menggunakan bahan baku scrap besi. Kontaminasi diduga terbawa melalui udara (airborne).
"Kita bisa simpulkan bahwa sourcenya ini adalah pabrik steel, memproduksi steel, yang kemungkinan kontaminasi itu ada dari bahan untuk membuat steel, yaitu scrap metal. Nah kontaminasi itu terjadi (seperti) dibawa oleh airborne," kata Bara.
Bara menjelaskan bahwa proses kontaminasi sifatnya mirip dengan COVID-19, di mana virus terbawa atau tersebar melalui udara. Apalagi, fasilitas pengemasan udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) jaraknya tidak sampai dua kilometer dari pabrik baja tersebut.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































