Menuju konten utama

Wujudkan Visi Indonesia 2045, HCI: Masyarakat Harus Dilibatkan

Usaha mewujudkan Visi Indonesia 2045 dibayangi ketidakpastian ekonomi dan ancaman perang dagang.

Wujudkan Visi Indonesia 2045, HCI: Masyarakat Harus Dilibatkan
Bambang PS Brodjonegoro didampingi Rosari Saleh dan Mari Elka Pangestu berjalan bersama usai menyampaikan keynote speech pada seminar The 2nd International Conference on Indonesian Economy and Development di Jakarta, Senin (14/8). ANTARA FOTO/Audy Alwi

tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brojonegoro mengatakan pemerintah terbuka dengan setiap masukan dan pemikiran yang mendukung perwujudan Visi Indonesia 2045. Menurutnya dari sekarang Indonesia harus bersiap menghadapi bonus demografi pada 2045 sebaik-baiknya.

"Ini harus jadi kesempatan emas yang kita manfaat sebaik-baiknya untuk kemajuan Indonesia. Tentunya, seluruh persiapan harus dilakukan dari sekarang,” kata Bambang, dalam forum diskusi perkumpulan alumni Universitas Harvard di Indonesia, Harvard Club Indonesia (HCI), bertajuk “Menuju Visi Indonesia 2045 dan Ibu Kota Baru” di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, pada Jumat (28/06), dan dirilis pada Senin (1/7/2019).

Salah satu strategi pemerintah menghadapi bonus demografi 2045 adalah memindahkan ibu kota ke luar Pulau Jawa. Bambang mengatakan selain untuk mengurangi beban Pulau Jawa, pemindahan ibu kota utamanya bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan, khususnya kawasan timur Indonesia.

“Total estimasi biaya investasi pemindahan IKN (ibukota negara) ini sebesar Rp 466 Triliun atau USD 32,9 miliar. Pembiayaan pemindahan IKN tidak akan memberatkan APBN, tetapi akan lebih mengutamakan peranan swasta, BUMN dan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),” jelas Menteri Bambang.

Presiden HCI Melli Darsa mengingatkan perjalanan untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 akan penuh tantangan dan rintangan yang kompleks. “Tantangan dan rintangan yang sudah di depan mata saat ini tidak hanya bagaimana kita bisa terus meningkatkan investasi dan ekspor sebagai penggerak roda ekonomi, tapi juga bagaimana kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat ditingkatkan,” ujar Melli.

Alumni dari Harvard Law Schooli ini menambahkan banyak pihak menunggu pemerintah melakukan terobosan kebijakan dan regulasi yang mencakup multi aspek di bidang ekonomi, industri, sosial ketenagakerjaan, lingkungan, dan perdagangan yang dapat mendukung Visi Indonesia 2045. Ia mengatakan penting bagi pemerintah menjalin kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045. Sebab ekonomi global sedang dalam ketidakpastiaan dan dibayangi ancaman perang dagang. "Untuk itu diskusi, Focus Group Discussion (FGD), serta forum-forum tukar pemikiran seperti halnya acara hari ini harus rutin diadakan karena bisa jadi platform think tank dari civil society menyampaikan masukan, ide dan pemikian yang relevan," katanya.

"Dan juga penting untuk membangun buy-in masyarakat pada upaya dan visi pemerintah mencapai Indonesia maju dan Visi Indonesia 2045.”

Forum diskusi ini juga dihadiri sekitar 100 alumni dan mahasiswa Universitas Harvard, anggota HCI, serta alumni-alumni dari Universitas-Universitas Ivy League di Amerika Serikat, sekaligus sejumlah Universitas terkemuka lain dari negara Inggris dan Asia.

Baca juga artikel terkait INDONESIA 2045 atau tulisan lainnya

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Jay Akbar
Editor: Abdul Aziz