tirto.id - Menkopolhukam Wiranto menyatakan eksodus pelajar dan mahasiswa Papua dan Papua Barat yang kembali ke tanah asalnya mencapai ratusan orang.
"Ada 835 [gabungan pelajar dan mahasiswa yang eksodus]. Itu akibat provokasi dan informasi yang tidak benar," ucap dia di kantor Kemenko Polhukam, Senin (9/9/2019).
Isu yang bergulir ialah akan ada tekanan terhadap mereka di Pulau Jawa maupun di luar pulau itu, begitu juga tidak ada jaminan keselamatan.
Wiranto menegaskan bahwa isu itu merupakan hoaks. Lantas pemerintah dan aparat berdialog dengan masyarakat Papua dan Papua Barat.
"Tapi Panglima TNI bertemu dengan mereka [anak dan orang tua], ternyata setelah kembali ke sana melihat Jayapura masih terang benderang tidak ada masalah, Manokwari tidak ada masalah, mereka menyesal dan ingin kembali ke daerah tempat mereka belajar semula," tutur Wiranto.
Keinginan kembali ke tanah kelahiran diimbau oleh pihak Majelis Rakyat Papua (MRP) pada 23 Agustus 2019, yang meminta pelajar dan mahasiswa yang masih studi segera kembali ke dua provinsi timur Indonesia itu. Namun, 9 September ini, MRP mengimbau agar mereka tetap melanjutkan studi di kota masing-masing.
"Yang belum kembali [ke tanah asal], tetap lanjutkan studi. Yang sudah kembali, segera balik lagi melanjutkan studi. Panglima TNI menjanjikan dua Hercules untuk mengangkut adik-adik kembali melanjutkan studi," kata Wiranto. Bahkan melanjutkan pembelajaran itu ia anggap penting karena untuk mencerdaskan mereka, mereka diharapkan dapat bersosialisasi dengan kawan dari suku lain.
Tak hanya itu salah satu cara untuk melekatkan rasa persatuan antarsuku di pelajar dan mahasiswa itu, Wiranto menyarankan agar pejabat TNI dan Polri memiliki anak asuh dari Papua.
"Nanti punya anak asuh, ikut mengawasi dan merawat, punya hubungan telepon. Sehingga adik-adik merasa nyaman di mana pun mereka berada," ucap dia.
"Di mana pun mereka berada, mereka merasa jadi keluarga besar Indonesia, tidak terisolir, tidak ekslusif," sambung dia.
Aktivitas sosial masyarakat Wiranto klaim kembali normal meski masih ada provokasi, hasutan, selebaran gelap terhadap masyarakat setempat untuk melaksanakan unjuk rasa susulan.
Pemerintah dan aparat mengaku telah mengetahui betul siapa pelakunya dan memantau terus perkembangan di dua provinsi timur Indonesia itu. Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan telah melapor kepada Presiden Joko Widodo tentang perkembangan terakhir di sana.
"Petunjuk presiden sangat jelas bahwa kondisi yang sangat baik, kondusif terus dipertahankan dan beliau juga concern masalah adanya eksodus pelajar dan mahasiswa Papua dan Papua Barat," imbuh Wiranto.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri