tirto.id - Kondisi darurat di mana pembuluh darah pecah dapat menyebabkan pendarahan di dalam otak.
Tekanan darah tinggi dan trauma adalah dua penyebab utamanya.
Apa Itu Pendarahan Otak?
Menurut Cleveland Clinic, pendarahan otak berarti pendarahan di dalam kepala seseorang.
Pendarahan otak juga dikenal dengan istilah medis pendarahan intrakranial
Ada dua area utama di mana pendarahan otak dapat terjadi, yaitu:
1. Pendarahan di dalam tengkorak tetapi di luar jaringan otak
Otak memiliki tiga lapisan membran (meninges) yang terletak di antara tulang tengkorak dan jaringan otak yang sebenarnya.
Fungsi meningen adalah untuk menutupi dan melindungi otak. Pendarahan dapat terjadi di mana saja di antara ketiga membran ini. Ketiga membran tersebut disebut dura mater, arachnoid, dan pia mater.
Pendarahan epidural: Pendarahan ini terjadi antara tulang tengkorak dan lapisan membran terluar, dura mater.
Pendarahan subdural: Pendarahan ini terjadi antara dura mater dan membran arachnoid.
Pendarahan subarachnoid: Pendarahan ini terjadi antara membran arachnoid dan pia mater.
2. Pendarahan di dalam jaringan otak
Dua jenis pendarahan otak dapat terjadi di dalam jaringan otak itu sendiri, yakni pendarahan intraserebral (disebut juga pendarahan otak dan stroke hemoragik) serta pendarahan intraventikular.
Perdarahan intraserebral: Pendarahan ini terjadi di lobus, pons dan otak kecil (perdarahan di mana saja di dalam jaringan otak itu sendiri termasuk batang otak).
Perdarahan intraventrikular: Pendarahan ini terjadi di ventrikel otak, yang merupakan area spesifik otak (rongga) tempat cairan serebrospinal diproduksi.
Gejala Pendarahan Otak
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam. Mereka bergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahan pendarahan, dan jumlah jaringan yang terkena.
Gejala cenderung berkembang secara tiba-tiba dan kemungkinan bisa semakin memburuk.
Berikut ini beberapa gejala pendarahan otak seperti dilansir laman WebMD:
- Sakit kepala parah yang tiba-tiba
- Kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya
- Kelemahan pada lengan atau kaki
- Mual atau muntah
- Kewaspadaan berkurang; kelesuan
- Perubahan penglihatan
- Kesemutan atau mati rasa
- Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
- Kesulitan menelan
- Kesulitan menulis atau membaca
- Kehilangan keterampilan motorik halus, seperti tremor tangan
- Kehilangan koordinasi
- Kehilangan keseimbangan
- Indera perasa yang tidak normal
- Hilang kesadaran
Penyebab Pendarahan di Otak?
Ada beberapa faktor risiko dan penyebab pendarahan otak. Yang paling umum meliputi:
- Trauma kepala. Cedera adalah penyebab paling umum dari pendarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
- Tekanan darah tinggi. Kondisi kronis ini dapat, dalam jangka waktu yang lama, melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
- Aneurisma. Ini adalah melemahnya dinding pembuluh darah yang membengkak. Itu bisa pecah dan berdarah ke otak, menyebabkan stroke.
- Kelainan pembuluh darah. (Malformasi arteriovenosa) Kelemahan pada pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak mungkin muncul saat lahir dan didiagnosis hanya jika gejalanya berkembang.
- Angiopatiamiloid. Ini merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi. Ini dapat menyebabkan banyak pendarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan yang besar.
- Gangguan darah atau pendarahan. Hemofilia dan anemia sel sabit dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah. Pengencer darah juga merupakan faktor risiko.
- Penyakit hati. Kondisi ini berhubungan dengan peningkatan perdarahan secara umum.
- Tumor otak.
Pengobatan untuk pendarahan otak
Dikutip dari medicine net, pasien dengan pendarahan di dalam otak harus dipantau dengan sangat ketat.
Perawatan dini termasuk menstabilkan tekanan darah dan pernapasan. Sebuah mesin bantu pernapasan (ventilator) dapat diperlukan untuk memastikan bahwa oksigen cukup tersuplai ke otak dan organ lainnya.
Akses intravena juga diperlukan agar cairan dan obat dapat diberikan kepada pasien, terutama jika orang tersebut dalam kondisi tidak sadar.
Terkadang pemantauan khusus dari irama jantung, kadar oksigen darah, atau tekanan di dalam tengkorak juga dibutuhkan.
Setelah seseorang sudah stabil, barulah dilakukan penentuan cara mengatasi pendarahan tersebut. Proses stabilisasi dan pengambilan keputusan ini harus berlangsung sangat cepat.
Keputusan untuk melakukan operasi didasarkan pada ukuran dan lokasi perdarahan. Tidak semua orang dengan perdarahan intrakranial perlu menjalani operasi.
Berbagai obat dapat digunakan untuk membantu mengurangi pembengkakan di sekitar area perdarahan, untuk menjaga tekanan darah pada tingkat yang optimal, dan untuk mencegah kejang. Jika pasien terjaga, obat pereda nyeri pun mungkin diperlukan.
Editor: Iswara N Raditya