tirto.id - Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Mursyid Bustami mengatakan bahwa penyakit stroke pendarahan pada otak tidak ada hubungannya dengan vaksinasi COVID-19. Ia mengklarifikasi informasi yang beredar setelah adanya kasus stroke pendarahan otak yang dialami salah seorang komedian Indonesia.
“Kami tegaskan bahwa tidak ada hubungan antara stroke pendarahan atau stroke hemoragik itu dengan vaksin COVID-19, apa pun jenis vaksinnya, apa pun merk vaksinnya,” kata Mursyid saat konferensi pers daring, Jumat (24/9/2021).
Mursyid tak merujuk pada satu kasus tertentu yang dialami pasien, terkait kasus stroke pendarahan pada otak. Ia tak bisa menyebut identitas pasien tertentu yang sedang dirawat.
Namun ia menegaskan bahwa tak ada hubungan antara kasus tersebut dengan vaksinasi COVID-19. Sebab, kata dia, belum ada bukti atau penelitian yang menyatakan bahwa keduanya berhubungan.
“Secara ilmiah pun kami sudah melihat tidak ada hubungan stroke perdarahan dengan vaksin COVID-19 ini,” jelasnya.
Mursyid memaparkan sekitar 20 persen kata dia menderita stroke adalah stroke pendarahan, sedangkan yang lainnya adalah stroke karena penyumbatan pembuluh darah.
“Jadi ini adalah kondisi penyakit yang sering kita hadapi terutama di rumah sakit pusat otak nasional ini,” ujarnya.
Orang-orang yang mengalami stroke perdarahan ini kata dia memiliki faktor risiko tersendiri. Ada faktor risiko tertentu, terutama adalah bagi penderita hipertensi. Ini faktor risiko yang dihadapi oleh penderita stroke yang mengalami pendarahan.
“Artinya yang terjadi adalah tidak kuatnya pembuluh darah atau titik lemah pembuluh darah itu tidak kuat menahan tekanan darah yang tinggi sehingga terjadilah kebocoran sehingga keluarlah darah dari pembuluh darah sehingga terjadi suatu masalah,” kata Mursyid.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan