tirto.id - Warga Kompleks Parakan RT 4 RW 2, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung memprotes keberadaan dapur operasional program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Mereka khawatir aktivitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengganggu kenyamanan lingkungan berupa kebisingan dan limbah sampah.
Spanduk penolakan berwarna kuning dipasang pada plang besi penutup portal yang tak jauh dari gedung dapur operasional yang belum beroperasi. Dalam spanduk itu warga menyatakan mendukung program strategis nasional tersebut. Akan tetapi, mereka menolak dapur beroperasional di lingkungan padat penduduk.
"Kami warga RT04/RW02 Komplek Parakan mendukung program MBG tapi kami menolak dapur produksi MBG di lingkungan kami karena banyak efek negatif bagi lingkungan,” tertulis dalam spanduk.
Pantauan di lokasi, belum ada aktivitas dapur, yang terlihat hanya beberapa petugas sedang melakukan pengecatan tembok dan pagar. Berdasarkan informasi yang didapat, pada Minggu (9/11/2025) sebagian warga Kompleks Parakan melakukan aksi damai.
Ketua RT 04 Komplek Parakan, Rivani, mengatakan penolakan warga berawal dari mereka yang mengetahui sebagai kantor yayasan zakat. Namun, kemudian ramai di grup WhatsApp akan dibangun dapur MBG.
Warga tidak menerima sosialisasi terkait rencana pembentukan dapur SPPG yang akan beroperasi. “Saya menerima laporan, katanya sudah ada renovasi, dua rumah dijadikan satu, lalu mulai masukin barang-barang besar. Warga yang rata-rata sudah sepuh mulai resah, khawatir bakal ada kebisingan,” kata Rivani ditemui kontributor Tirto, Senin (10/11/2025).
Setelah itu dilakukan pertemuan musyawarah antara pihak yayasan pengelola dapur MBG dan warga setempat. Rivani menyebut, pihak yayasan bilang akan melakukan pengelolaan sampah dan beroperasional secara bersih dan nyaman.
“Tapi sayangnya, waktu pertemuan, warga yang sudah kecewa tidak mau datang lagi. Mereka merasa sudah sakit hati, karena dari awal merasa dibohongi,” ujar Rivani,
Kekhawatiran warga terhadap sampah dan kebisingan imbas operasional SPPG membuat memutuskan mereka melakukan aksi damai. Rivani menyebut, warga menyampaikan sikap mendukung program Presiden Prabowo Subianto tersebut, namun menolak dapur MBG di wilayahnya yang padat penduduk.
Mereka juga membuat petisi dari 32 rumah, sebanyak 25 menandatangani surat petisi yang akan disampaikan ke pihak yayasan pengelola MBG, camat, lurah, dan Wali Kota Bandung.
“Saya pun sudah bilang ke Bu Lurah dan Pak Camat, bahwa saya mendukung program pemerintah, tapi saya juga harus berpihak ke warga saya,” ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Baban selaku Sekretaris Yayasan Pengelola Dapur MBG Parakan Batununggal menyebut dapurnya belum beroperasi. Revitalisasi dapur dilakukan pada Oktober 2025, melalui rangkaian panjang agar disetujui oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Baban menyebut, penolakan ada saat awal mediasi dikarenakan adanya salah persepsi. “Pada saat ada mediasi, oleh pak RW diizinkan, memang awalnya ada salah persepsi, kita menyampaikan bahwa yayasan yang didorong untuk membangun dapur ini adalah balai zakat shodaqoh," kata Baban saat dikonfirmasi wartawan, Senin (10/11/2025).
Baban menyebut, mediasi terbaru juga dilakukan pada Sabtu (8/11/2025). Akan tetapi, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil. Ia mengatakan, keluhan warga disampaikan dalam pertemuan mediasi yaitu masalah sampah, kebisingan, dan pagar.
"Contoh kekhawatiran soal kebisingan, aktivitas hanya dilakukan di siang hari. Sebetulnya kalau di sana itu lebih bising oleh aktivitas jalan raya," ujarnya.
Baban menyebut, mengenai sampah telah disosialisasikan kepada warga. Menurutnya, pengelolaan sampah telah diatur dalam juklak juknis pelaksanaan dapur MBG. Oleh sebab itu, warga tidak perlu khawatir.
"Kemudian soal pengolahan sampah, justru kehadiran kita berusaha ada manfaat. Kalau yang tadinya di situ ada manfaat tentang pengolahan sampah harus dengan hadirnya dapur bisa ikut mengurai. Jadi kalau ada sampah warga yang menumpuk di situ bisa jadi bisa keangkut,” ujarnya
"Gimana caranya dapur MBG ini kan satuan layanan, jadi harus benar-benar jadi pelayan dan memberikan manfaat yang bukan saja bagi penerima manfaat tapi juga warga sekitar," tambahnya.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































