Menuju konten utama

Usaha Sosial Kaki Palsu Ali Saga

Rumah kecil di Jl. RS Kusta Sitanala tersebut adalah Sanggar Organ Prosthetic yang telah berdiri sejak tahun 2005. Sanggar Organ Prosthetic merupakan tempat praktek dan produksi kaki palsu yang didirikan oleh Ali Saga.

Usaha Sosial Kaki Palsu Ali Saga
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_5131_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_5102_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_4983_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_5024_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_4930_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_5014_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_5062_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
2016/11/02/DSC_4953_ratio-16x9.JPG
Produksi pembuatan kaki palsu Ali Saga di Tangerang, Banten. TIRTO/Andrey Gromico
Beberapa orang difabel terlihat bersantai di depan rumah bercat warna hijau muda yang kusam. Di dalam rumah seluas 22 meter persegi itu terlihat orang yang sibuk merancang dan menyusun gibs. Gibs tersebut digunakan untuk membuat kaki palsu bagi para penyandang disabilitas yang kakinya diamputasi. Rumah kecil di Jl. RS Kusta Sitanala tersebut adalah Sanggar Organ Prosthetic yang telah berdiri sejak tahun 2005. Sanggar Organ Prosthetic merupakan tempat praktek dan produksi kaki palsu yang didirikan oleh Ali Saga.

Dibantu oleh dua orang karyawan, Ali saga bisa memproduksi kaki palsu minimal sekitar 10 pasang sebulan. Selain kaki palsu, Ali Saga juga memproduksi tangan palsu dengan bahan silikon, sehingga bentuknya mirip dengan tangan asli.

Sebelumnya Alisaga tidak pernah terpikirkan sama sekali untuk membuat kaki palsu. Semuanya berawal saat ia dirawat di RSUD Tangerang karena mengalami kecelakaan. Saat itu, ia dirawat satu ruangan dengan seorang pasien nenek tua berdarah tionghoa yang kakinya diamputasi. Karena merasa iba dengan keadaaan nenek tersebut, ia berniat untuk membuatkan kaki palsu setelah ia sembuh.

Setelah Ali Saga sembuh, berbekal keahlian dia sebagai seniman patung dan instalasi, ia mencoba membuat kaki palsu pertama kali. Melihat referensi dari video youtube dan tutorial lainnya, akhirnya dengan waktu seminggu ia bisa menyelesaikan pembuatan kaki palsu pertama kali. Namun sayangnya, ketika Ali Saga menuju RSUD Tangerang, pasien yang diamputasi tersebut sudah meninggalkan RSUD. Berawal dari peristiwa tersebut, sampai saat ini Ali Saga terus membuat kaki palsu layak pakai bagi kalangan tidak mampu.

Kaki palsu buatan Ali Saga ini sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti Batam, Tanjung Pinang, dan kota-kota di Jawa tengah dan Jawa Timur. Bahkan beberapa CSR perusahaan memesan kaki palsu Ali saga dengan jumlah ratusan untuk diberikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan.

Ali Saga menjual sepasang kaki palsu jauh dibawah harga pasaran pada umumya. Ia menjual seharga 3,5 juta rupiah, jauh dari harga pada umumpnya yang mencapai belasan juta rupiah. Bahkan ia memberi kaki palsu gratis jika pasiennya adalah orang yang tidak mampu. Pernah ia membuat kaki palsu gratis kepada seorang nelayan miskin di Penjaringan.

Ali tak pernah menolak dan selalu bersedia membantu "pasien" nya. Ali percaya, bahwa yang namanya rezeki itu pasti sudah diatur Tuhan. Dengan usaha pembuatan klinik kaki palsu ini, Ali bisa menghidupi keluarganya dan menyekolahkan ketiga anaknya. Bisa dibilang Ali Saga adalah sosok pahlawan bagi kalangan difabel yang organ tangan dan kakinya diamputasi. Karena menjual karya kaki palsu layak pakai dengan harga murah bahkan gratis jika pasien tak mampu membayar. "Untung nggak perlu banyak-banyak lah, yang penting bisa nutup biaya produksi, niat saya bisa bantu orang cacat yang nggak punya duit biar punya kaki" imbuh Ali.

Foto dan teks: Andrey Gromico
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya

Editor: Andrey Gromico