Menuju konten utama

Perang Hamas vs Israel Terkini Meluas ke Negara Tetangga Lebanon

Update perang Israel vs Hamas terkini yang meluas ke negara tetangga Lebanon.

Perang Hamas vs Israel Terkini Meluas ke Negara Tetangga Lebanon
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Selasa, 10 Oktober 2023. (AP Photo/Hassan Eslaiah)

tirto.id - Update terbaru perang antara Hamas Palestina dan Israel, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa 423.000 penduduk Gaza terpaksa mengungsi.

Penduduk Gaza kini harus meninggalkan rumah mereka akibat serangan militer Israel yang bertubi-tubi di wilayah konflik berkepanjangan itu.

Al Jazeera melaporkan, jumlah pengungsi di Gaza bertambah 84.444 orang pada hari Kamis malam, 12 Oktober 2023 dan kini mencapai 423.378 orang, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA).

UNOCHA juga mengeluarkan permohonan darurat sebesar 294 juta dolar untuk memenuhi "kebutuhan paling mendesak" 1,2 juta masyarakat Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel.

TIdak hanya UNOCHA, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga telah membunyikan alarm tentang meningkatnya jumlah warga Palestina yang mengungsi dan memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza.

"Malam ini di Gaza, ratusan ribu orang tidak memiliki tempat untuk tidur," ICRC mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial X hari ini, Jumat, 13 Oktober 2023.

"Lebih dari 2 juta orang kekurangan kebutuhan dasar, air dan listrik. Ambulans tidak dapat menjangkau mereka yang terluka," tulis ICRC.

Diberitakan sebelumnya, perang di wilayah konflik berkepanjangan itu kembali berkobar ketika Hamas Palestina meluncurkan serangan kejutan pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

Sehari setelah kejadian itu, Israel mendeklarasikan perang dan membombardir Jalur Gaza. Israel juga memberlakukan blokade total seperti melarang masuknya pasokan air, makanan, hingga bahan bakar di Jalur Gaza.

Perang Israel vs Hamas Palestina Meluas ke Negara Tetangga

Ketakutan akan rudal Israel membuat ribuan orang di Lebanon selatan bergegas ke utara seiring dengan meluasnya dampak perang.

Ketika perang Israel di Gaza semakin meningkat setelah serangan Hamas yang berani pada hari Sabtu, konflik ini semakin mengancam untuk melintasi batas-batas negara.

Meskipun kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon belum secara resmi bergabung dalam konflik ini, namun konsekuensi dari meningkatnya ketegangan dengan Israel telah dirasakan oleh masyarakat di sepanjang perbatasan kedua negara.

Al Jazeera mewartakan, sejak hari Minggu, ribuan penduduk desa-desa di Lebanon selatan yang dekat dengan perbatasan dengan Israel telah meninggalkan rumah mereka, karena takut akan kemungkinan terjadinya perang antara Israel dan Hizbullah.

"Hidup kami telah berhenti," kata Marie, seorang perencana pernikahan berusia 28 tahun dari sebuah desa dekat Bint Jbeil, kepada Al Jazeera melalui telepon.

"Kami tidak tahu kapan mereka akan kembali normal. Kami bertanya-tanya, 'Apa selanjutnya?"

Lebih dari 1.400 orang di Jalur Gaza telah terbunuh dalam serangan Israel setelah serangan Hamas di Israel selatan, yang menewaskan sedikitnya 1.300 orang.

Prospek Hizbullah untuk bergabung dalam perang di sisi Hamas telah memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik regional yang lebih luas.

Pada hari Rabu, Hizbullah menghantam posisi militer Israel dengan sebuah rudal anti-tank. Israel membalas dengan menyerang sebuah pos Hizbullah, seiring dengan tersebarnya rumor bahwa pesawat tak berawak kelompok tersebut telah menyusup ke wilayah Israel.

Sedikitnya tiga warga sipil terluka akibat serangan Israel di Lebanon selatan, sementara sedikitnya tiga anggota Hizbullah tewas akibat penembakan Israel pada awal pekan ini.

Riwayat Perang antara Israel dan Lebanon

Lebanon, sebuah negara berpenduduk enam juta jiwa, berbagi perbatasan selatan sepanjang 81 kilometer (50 mil) dengan Israel. Sekitar 600.000 orang atau sepersepuluh dari populasi negara itu, tinggal di dekat perbatasan tersebut.

Kedua negara ini secara teknis telah berperang sejak berdirinya Israel pada tahun 1948, namun keadaan relatif tenang sejak terakhir kali kedua belah pihak bertemu dalam pertempuran pada tahun 2006, meskipun sesekali terjadi gejolak.

Penduduk setempat khawatir bahwa jika permusuhan meningkat, perang hari ini akan menjadi lebih dahsyat daripada tahun 2006. Dalam konflik tersebut, 1.109 warga Lebanon, sebagian besar warga sipil terbunuh, sementara Israel kehilangan 43 warga sipil dan 12 tentara.

Kekuatan dan pengalaman Hizbullah telah berkembang sejak saat itu, terutama setelah tahun 2012, ketika Hizbullah mengerahkan pesawat tempur untuk membantu sekutunya yang diperangi, Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Putaran pertempuran kali ini bisa jadi akan lebih sengit. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengklaim bahwa kelompoknya memiliki 100.000 pejuang, sementara para pejabat Israel telah mengancam akan mengembalikan Lebanon ke ‘Zaman Batu’ jika perang pecah.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra