tirto.id - Benjamin Netanyahu adalah Perdana Menteri Israel sekarang, sekaligus pemimpin yang paling lama menjabat. Setelah serangan Hamas yang dinilai sangat mengerikan, ia bersama pihak oposisi sepakat membikin kabinet perang yang berpotensi memperluas serangan ke Jalur Gaza.
Seperti diwartakan AP News pada hari Kamis, 12 Oktober 2023, Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan dengan pihak oposisi untuk membentuk kabinet perang.
Dalam sebuah pidato melalui siaran televisi, ia bersumpah akan menghancurkan Hamas.
"Setiap anggota Hamas harus mati," ucap Netanyahu.
Menurut laporan Al-Jazeera, kabinet perang itu terdiri dari Netanyahu, pemimpin oposisi Benny Gantz, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Sedangkan mantan kepala staf IDF (Israel Defense Forces), Gadi Eizenkot dan Menteri Urusan Strategis, Ron Dermer bertindak sebagai peninjau.
Kesepakatan ini bisa semakin meningkatkan persatuan di Israel, setelah terjadi perpecahan politik selama beberapa tahun terakhir.
Makna lainnya, bisa saja militer Israel akan melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza dalam waktu dekat, usai meluncurkan serangan udara yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia di Palestina.
Siapa Benjamin Netanyahu, Jabat PM Israel 16 Tahun
Benjamin Netanyahu lahir di Tel Aviv pada 21 Oktober 1949. Usianya kini 73 tahun.
Menurut laman Britannica, Netanyahu adalah putra seorang sejarawan Benzion Netanyahu. Mereka pindah ke Philadelphia, Amerika Serikat pada 1963.
Hanya berselang 4 tahun kemudian, Benjamin Netanyahu masuk militer Israel dan berdinas di unit elite operasi khusus, Sayeret Matkal. Ia tergabung dalam tim yang menyelamatkan pesawat jet dalam peristiwa pembajakan di bandara Tel Aviv tahun 1972.
Netanyahu pernah kuliah program MBA di Massachusetts Institute of Technology. Namun, hal ini tidak bertahan lama lantaran ia ikut terlibat Perang Yom Kippur di Israel tahun 1973.
Anggota partai Likut itu kemudian terjun di dunia politik. Ia menjadi duta besar dan terpilih sebagai anggota Knesset atau parlemen Israel mulai 1988.
Sejumlah jabatan lain yang pernah diemban adalah wakil menteri luar negeri (1988-1991) dan wakil menteri dalam kabinet Perdana Menteri Yitzhak Shamir (1991-1992).
Karirnya semakin menanjak usai menjadi pemimpin partai Likud menggantikan posisi Yitzhak Shamir.
Selama ini, Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri Israel yang memimpin paling lama dalam kurun waktu 16 tahun, namun tidak berjalan terus-menerus.
Ia pertama kali memimpin pada 1996–1999 sebelum kalah pada Pemilu 1999 atas Ehud Barak.
Netanyahu beralih sebagai oposisi selama kurun waktu 2006-2009. Dirinya kemudian terpilih lagi menjadi Perdana Menteri Israel masa bakti 2009-2021.
Selama masa kepemimpinannya itu, Netanyahu juga tersandung sejumlah kasus, seperti dakwaan melakukan korupsi.
Menurut laman BBC, ia didakwa atas tuduhan penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan. Kasus ini dikenal sebagai kasus 1.000, 2.000, dan 4.000. Namun, hal itu dibantah oleh dirinya sembari menyatakan ia sebagai korban.
Pada 2022, Netanyahu kembali lagi menjadi pemimpin Israel dan bertahan hingga sekarang.
Berbicara mengenai serangan udara ke Jalur Gaza pasca peluncuran ribuan roket Hamas ke Israel, ia berdalih hanya menyerang Hamas.
"Kami baru saja mulai menyerang Hamas. Apa yang akan kami lakukan terhadap musuh-musuh kami dalam beberapa hari mendatang akan terus terngiang di benak mereka selama beberapa generasi," ujarnya, seperti dikutip Le Monde.
Sementara menurut Time, pengerahan kekuatan militer di Gaza itu diperkirakan tidak akan membawa hasil yang berbeda seperti yang sudah terjadi selama 2 dekade terakhir.
Tahun 2023 pun disebut sebagai masa yang paling mematikan bagi warga Israel maupun Palestina selama lebih dari 20 tahun.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra